KETIK, MALANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang terus menggencarkan urban farming. Saat ini hasil-hasil urban farming milik warga terus dipromosikan untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan menjelaskan akses pemasaran terhadap hasil urban farming terus dibuka. Produk tersebut dipromosikan kepada Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) maupun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
“Harapannya produk urban farming bisa masuk ke pasar-pasar segar, toko sayur modern, dan bahkan hotel-hotel yang ada di Malang,” ujarnya, Kamis 17 Juli 2025.
Saat ini, kelompok urban farming di Kota Malang terus mengalami peningkatan. Pada 2024 terdapat 112 kelompok urban farming di Kota Malang, meningkat menjadi 115 kelompok di 2025.
“Kami bentuk grup WhatsApp khusus untuk memantau, mengevaluasi, dan mendampingi setiap kelompok urban farming. Mereka aktif melaporkan kegiatan harian dan perkembangan hasil panen,” lanjutnya.
Melalui urban farming, Slamet berharap produktifitas pertanian di Kota Malang dapat tetap terjaga. Terlebih perkembangan Kota Malang menyebabkan lahan pertanian yang ada semakin menipis.
“Kalau idealnya, kelompok urban farming ini terus bertambah. Ini bukan hanya soal pangan, tapi soal kemandirian dan ekologi kota yang lebih sehat dan produktif,” katanya.
Slamet juga menjelaskan salah satu teknik yang dapat digunakan oleh masyarakat ialah hidroponik. Pekarangan rumah warga yang cenderung sempit dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
"Ke depan kita bisa mengembangkan media tanam alternatif seperti pakis dan sekam. Tentunya yang ramah lingkungan dan bisa diterapkan di lahan yang minim," pungkasnya. (*)