KETIK, MALANG – Selama 4 hari pasca aktivitas pertama di SRMP 16 kota Malang, sudah ada siswa yang merasa rindu rumah atau homesick. Untuk mengatasi kondisi tersebut, pihak sekolah menyiapkan pendampingan dari psikolog pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 16 Kota Malang, Rida Afrilyasanti menjelaskan pendampingan dilakukan bersama Dinas Sosial Provinsi Jatim. Para siswa diajak bermain dan bersenang-senang untuk dapat terbiasa dengan lingkungan sekolah dan asrama.
"Curhat kangen rumah, itu pasti. Namanya anak SD ke SMP kan pasti kangen-kangennya. Kami kerja sama dengan Provinsi untuk mengadakan permainan dari psikolog agar mereka bisa fun dan lupa sama homesicknya," ujarnya, Kamis 17 Juli 2025.
Untuk sementara ini siswa belum diperbolehkan mendapatkan kunjungan dari orang tua sebagai upaya pembiasaan. Namun orang tua tetap dapat memantau kondisi anak-anaknya melalui group whatsapp bersama wali asuh serta wali kelas.
"Kami upayakan dulu di pendamping PKH, kalau perlu pendampingan lebih ada telpon dengan orang tua, tapi dibatasi, tidak semuanya. Kalau semuanya nanti khawatirnya pada ingin pulang. Memang pendampingan khusus kasus tertentu saja," katanya.
Rida menjelaskan nantinya akan ada jadwal kunjungan dari orang tua. Para siswa pun juga diberikan jadwal pesiar untuk pulang ke rumahnya. Namun untuk penjadwalan tersebut kini masih dalam persiapan.
"Nanti dijadwalkan, ini masih kami godok. Nanti kami informasikan. Nanti ada libur juga, saat hari raya pasti akan kami sampaikan ke orang tua," ucapnya.
Setiap pagi usai menjalankan ibadah, siswa sekolah rakyat diajak untuk melakukan senam bersama, bersih diri, dan dilanjutkan dengan sarapan. Mereka juga diajak melakukan banyak kegiatan untuk memperkuat hubungan satu sama lain.
"Nanti istirahat, ada makan siang. Kemudian dilanjut pengenalan ekstrakulikulernya seperti apa. Supaya tahu mereka akan belajar apa saja, sekalian pemetaan potensi dan minat anak-anak," lanjutnya.
MPLS dilaksanakan selama 1 minggu dan dilanjutkan dengan matrikulasi atau masa persiapan selama 2 bulan. Rida menjelaskan bahwa penting mengetahui kebutuhan belajar hingga level setiap siswa. Untuk itu pelayanan maupun cara mengajar pun akan berbeda.
"Kemudian, identifikasi potensi anak-anak apa yang bisa dikembangkan. Nanti itu yang kami fasilitasi. Selama 2 bulan itu masih proses adaptasi, identifikasi potensi dan juga matrikulasi," ujarnya.(*)