Warga Obi vs PLN: Pemadaman Listrik Berlarut Picu Amarah Kolektif

21 September 2025 08:05 21 Sep 2025 08:05

Thumbnail Warga Obi vs PLN: Pemadaman Listrik Berlarut Picu Amarah Kolektif
Masyarakat Kecamatan Obi datangi Kantor PLN ULP Laiwui Sabtu 20 September 2025 ( Foto: Riman /ketik)

KETIK, HALMAHERA SELATAN – Pemadaman listrik yang melanda Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Sabtu 20 September 2025, berubah menjadi amarah warga setelah suplai listrik padam jauh lebih lama dari jadwal resmi yang diumumkan PLN. 

Tidak hanya listrik, layanan telekomunikasi pun ikut lumpuh, membuat masyarakat semakin terhimpit dalam aktivitas keseharian.

Sesuai edaran resmi, pemadaman dijadwalkan berlangsung sejak pukul 08.00 WIT hingga 18.00 WIT. Namun, kenyataannya listrik baru menyala kembali sekitar pukul 22.58 WIT. Kondisi ini memicu protes warga yang berbondong-bondong mendatangi Kantor PLN ULP Laiwui untuk meminta kejelasan.

Foto Kepala PLN ULP Laiwui, Aprizal Sanjani Abdullah, Saat temui masyarakat di depan kantor PLN ULP Laiwui ( foto Riman/ ketik)Kepala PLN ULP Laiwui, Aprizal Sanjani Abdullah, Saat temui masyarakat di depan kantor PLN ULP Laiwui (Foto: Riman/ketik)

Awalnya, massa menunggu kehadiran Kepala PLN ULP Laiwui, Aprizal Sanjani Abdullah. Namun karena tak kunjung keluar, suasana memanas hingga pagar kantor hampir didobrak warga. Aparat keamanan yang berjaga berhasil meredam situasi sebelum akhirnya Aprizal keluar menemui massa dengan pengawalan ketat.

Dalam keterangannya, Aprizal menjelaskan bahwa gangguan teknis pada fider menjadi penyebab utama pemadaman berkepanjangan.

“Pekerjaan sudah kami lakukan sejak dini hari, namun karena jalur fider lama masih digunakan, muncul gangguan yang memicu ledakan. Padahal satu unit baru untuk pengganti sudah kami datangkan minggu lalu, tapi pemasangannya belum sempurna sehingga menimbulkan masalah,” ungkap Aprizal.

Namun, alasan itu belum mampu meredam kekecewaan masyarakat. Tokoh masyarakat Laiwui Acim menegaskan, warga butuh kepastian, bukan sekadar penjelasan yang berulang.

“Kami butuh kepastian, bukan sekadar alasan. Listrik ini kebutuhan vital. Jangan biarkan kami hidup dalam ketidakpastian,” ujarnya.

Senada, Surahman Ladam mendesak PLN agar lebih bijak dalam mengatur aliran listrik, khususnya ke desa-desa utama.

“Kalau jalur Tabuji dan Air Mangga terganggu, mestinya Desa Baru, Akegula, Laiwui, dan Jikotamo tetap dialiri listrik,” tegasnya.

Keluhan juga datang dari warga Desa Buton, Nurdin Abdullah, yang menyoroti pergantian peralatan lama oleh PLN.

“Awalnya lampu menyala baik-baik saja, kenapa setelah diganti malah jadi rusak dan padam lama? Kalau begini lebih baik pakai alat yang lama,” keluhnya.

Menanggapi itu, Aprizal menegaskan bahwa peralatan baru memang belum sepenuhnya digunakan.

“Kami masih perbaiki kembali sambil menunggu proses pengeringan material. Bahkan saat saya ajak warga menyaksikan bersama proses perbaikan, kembali terjadi ledakan. Karena itu kami mengambil langkah memadamkan dua fider Tabuji dan Air Mangga, lalu menghidupkan fider Jikotamo yang bisa mengaliri listrik ke beberapa desa,” jelasnya.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut.

“Masalah pemadaman ini murni karena gangguan teknis, tidak ada unsur kesengajaan. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami warga,” tegasnya.

Setelah serangkaian perbaikan, listrik akhirnya kembali normal sekitar pukul 23.36 WIT. Meski begitu, warga berharap PLN ke depan lebih transparan, disiplin terhadap jadwal pemadaman, serta profesional dalam setiap pekerjaan agar kejadian serupa tidak kembali merugikan masyarakat Obi.

 

Tombol Google News

Tags:

Maluku Utara Halmahera Selatan pemadaman listrik PLN Obi Kecmatan Obi Warga protes