Harjun La Baji, Sarjana yang Lahir dari Doa dan Kehilangan

13 Desember 2025 10:17 13 Des 2025 10:17

Thumbnail Harjun La Baji, Sarjana yang Lahir dari Doa dan Kehilangan
Harjun La Baji Wisudawan Universitas Nurul Hasan Bacan Halmahera Selatan (Foto:Riman/Ketik.com)

KETIK, LABUHA – Perjuangan meraih pendidikan tinggi kerap menuntut lebih dari sekadar kecerdasan akademik. Ia menagih keteguhan hati, kesabaran, dan daya tahan menghadapi kehilangan. 

Itulah jalan sunyi yang dilalui Harjun La Baji, anak dari almarhum La Baji Lahukum dan Wanabu Ode, hingga akhirnya resmi menyandang gelar Sarjana D3 Pertambangan dari Universitas Nurul Hasan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan.

Capaian ini terasa istimewa sekaligus menggetarkan. Harjun menuntaskan studinya tanpa kehadiran kedua orang tua tercinta di sisi. Di tengah riuh kebahagiaan wisuda, yang tersisa hanyalah doa, kenangan, dan keyakinan bahwa cinta orang tua tak pernah benar-benar pergi.

Harjun merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pada momen kelulusannya, tak ada pelukan ayah dan ibu. Namun ia percaya, dari alam sana, keduanya turut menyaksikan dan merayakan keberhasilannya.

“Walaupun Bapak dan Mama tidak lagi bersamaku untuk merayakan momen ini, aku yakin mereka bahagia. Nasehat dan doa Mama dan Papa selalu menjadi kekuatan saya untuk bertahan dan menyelesaikan studi,” ujar Harjuan dengan penuh haru Sabtu 13 Desember 2025.

Kehilangan orang tua sejak dini tak membuat Harjun berjalan sendiri. Tiga kakaknya menjadi penopang utama, mengambil peran orang tua dengan penuh tanggung jawab memberi dukungan moral, motivasi, dan kehangatan keluarga di setiap fase perjuangan hidupnya.

“Mama dan Papa telah menitipkan saya kepada tiga kakak. Mereka selalu hadir dan menguatkan saya, terutama di saat-saat tersulit hingga saya mampu menyelesaikan studi sejarah ini,” tambahnya.

Di lingkungan kampus, Harjun juga menemukan keluarga kedua. Dukungan dosen dan rekan mahasiswa menjadi bagian penting dalam perjalanannya menembus keterbatasan. Ia menyampaikan terima kasih atas bimbingan, semangat, serta doa yang mengiringi langkahnya hingga garis akhir studi.

Sementara itu, Ano La Baji, kakak tertua Harjun, menyampaikan rasa bangga yang mendalam atas pencapaian sang adik. Menurutnya, keberhasilan ini bukan sekadar gelar akademik, melainkan wujud amanah orang tua yang dijaga dengan penuh kesungguhan.

“Kami hanya menjalankan amanah orang tua. Harjun adalah kebanggaan keluarga. Semoga ilmunya bermanfaat dan menjadi jalan pengabdian bagi masyarakat,” ujar Ano.

Kisah Harjun menjadi potret edukatif bahwa pendidikan bukan semata soal fasilitas dan keberuntungan, melainkan tentang daya juang dan keteguhan menghadapi ujian hidup. Kehilangan, keterbatasan ekonomi, dan sunyi perjalanan tidak selalu menjadi penghalang, selama ada tekad, doa, dan solidaritas keluarga.

Di Halmahera Selatan, Harjuan membuktikan bahwa mimpi dapat terus tumbuh bahkan dari luka terdalam, dan bahwa pendidikan tetap menjadi jalan paling bermakna untuk mengubah nasib, sekaligus menghormati cinta orang tua yang tak pernah padam.

Tombol Google News

Tags:

Halmahera Selatan Harjun La Baji yatim piatu D3 Pertambangan Universitas Nurul Hasan Bacan