KETIK, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan guru dengan menjanjikan pembangunan gedung baru untuk Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Malang. Janji ini disampaikan saat pengukuhan pengurus PGRI Kota Malang pada Senin, 4 Agustus 2025.
Gedung Guru yang berlokasi di Jalan Tretes nomor 12 dinilai sudah tidak representatif. Wahyu Hidayat mengungkapkan bahwa pihaknya akan mencari solusi, baik melalui pembebasan lahan maupun pemanfaatan aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
"Tadi kita lihat ruangannya di Kantor PGRI ini kan yang paling besar hanya ruang rapatnya saja. Ini kan aset Pemkot. Nanti kalau memang perlu dari aset Pemkot, akan kami cari. Biar dibangun untuk PGRI, nanti akan kita coba lihat," ujar Wahyu.
Wahyu telah meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang untuk segera meninjau kondisi Gedung Guru. Menurutnya, gedung yang representatif juga dapat berdampak positif pada citra dan kewibawaan seorang guru, mengingat Kota Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan.
"Saya juga sudah minta Pak Kadisdikbud untuk coba nanti dilihat agar ada satu ruangan yang menjadi wujud kewibawaan untuk guru di Kota Malang. Apalagi Kota Malang ini kan Kota Pendidikan," katanya.
Wahyu Hidayat menegaskan bahwa peningkatan kualitas guru merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kesejahteraan. Ia menyoroti pentingnya guru untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk melalui pelatihan kecerdasan buatan (AI).
"Tadi dilaporkan oleh ketua yang baru, ada pelatihan tentang AI kepada guru-guru. Itu kan juga mengakomodir perkembangan zaman yang ada saat ini," katanya.
Ia juga berpesan agar PGRI Kota Malang dapat meneruskan dan meningkatkan program-program di kepengurusan sebelumnya.
"Tingkatkan hasil evaluasi juga. Terutama agar PGRI ini bisa menjadi satu media untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru," pesannya.
Sementara itu, Ketua PGRI Kota Malang, Agus Wahyudi, menjelaskan bahwa implementasi pembelajaran mendalam, koding, dan kecerdasan buatan (AI) menjadi program mendesak berdasarkan arahan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Agus mengungkapkan, pelatihan AI telah diikuti oleh 127 pendaftar.
"Bahkan mereka meminta ada sesi lanjutan untuk membuat implementasi koding dan kecerdasan Artifisial dalam pembelajaran. Ini dilakukan untuk menghadapi generasi Indonesia Emas 2045," jelas Agus.(*)