Ubah Sampah Dapur Jadi Bernilai, Mahasiswa UNESA Terapkan Budidaya Maggot BSF di Desa Wiyu

14 Desember 2025 08:15 14 Des 2025 08:15

Thumbnail Ubah Sampah Dapur Jadi Bernilai, Mahasiswa UNESA Terapkan Budidaya Maggot BSF di Desa Wiyu
Masa Panen Maggot oleh tim KKN-T Universitas Negeri Surabaya saat menjalankan program budidaya maggot di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto (Foto: Dok. Tim KKN-T UNESA Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)

KETIK, SURABAYA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memperkenalkan inovasi pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Program ini menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengatasi penumpukan sampah dapur yang selama ini belum dikelola secara optimal. Penumpukan sampah tidak hanya menimbulkan bau tak sedap, tetapi juga berpotensi menurunkan kualitas lingkungan.

Celah ini dilihat oleh tim KKN-T UNESA yang hadir membawa ide budidaya maggot dengan pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF).

 

Foto Proses Pembuatan Kandang Maggot oleh tim KKN-T Universitas Negeri Surabaya saat menjalankan program  budidaya maggot di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto (Foto: Dok. Tim KKN-T  UNESA Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)Proses Pembuatan Kandang Maggot oleh tim KKN-T Universitas Negeri Surabaya saat menjalankan program budidaya maggot di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto (Foto: Dok. Tim KKN-T UNESA Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)

 

Maggot BSF dipilih karena mampu mengurai sampah organik secara cepat tanpa menimbulkan bau. Selain ramah lingkungan, maggot juga bernilai ekonomis karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, unggas, dan ternak, sehingga berpotensi menambah penghasilan masyarakat.

Program budidaya maggot ini telah dijalankan sejak 15 Oktober 2025 dan masih berlangsung hingga saat ini. Selama pelaksanaannya, mahasiswa KKNT UNESA secara aktif melakukan pendampingan dan evaluasi agar program dapat berjalan efektif serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKNT UNESA memberikan pelatihan budidaya maggot, membantu pembuatan media pemeliharaan, serta mendampingi warga secara bertahap agar mampu menerapkannya secara mandiri. Maggot yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, unggas, dan ternak.

Koordinator program KKNT UNESA, Ahmad Bakti Affandi menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengedukasi sekaligus memberdayakan masyarakat agar memandang sampah organik sebagai sumber daya bernilai. Warga Desa Wiyu pun menyambut positif program ini karena mudah diterapkan dari skala rumah tangga.

"Ke depan, budidaya maggot diharapkan dapat dilanjutkan oleh kelompok masyarakat setempat sebagai langkah menuju desa yang lebih bersih, mandiri, dan berkelanjutan," tutupnya.

Tombol Google News

Tags:

KKN-T Universitas Negeri Surabaya Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) Desa Wiyu