KETIK, SURABAYA – Teater Cloth menghadirkan pementasan berjudul “Asal Bunyi” yang mengangkat tema “suara rakyat yang tidak pernah didengarkan” pada acara Dies Natalis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (4/12/2025).
Pementasan ini mengangkat kisah sebuah desa yang dipenuhi berbagai penduduk dengan opini, kritik, dan aspirasi yang tak pernah dihiraukan oleh kepala desa yang kerap melontarkan janji palsu.
Pementasan ini turut dibawakan oleh para pemain: Rafi Ahmad Hidayat sebagai Pak Raden, Anindya Renata sebagai Ica, Fairuz Akhtar Yusuf sebagai Pak Udin, Suci Putri Andini sebagai Bu Yati, Nabila Denisa Revalina sebagai Een, Ravasha Kevin Rifnanda sebagai Denis, Pradipta Raditya Daniswara sebagai Pak Eko, dan Alvian Lendra Arianto sebagai Pak Asep.
Hanna Hanum Salsabila, yang merupakan Sutradara dalam penampilan Teater Cloth yang berjudul “Asal Bunyi” ini menjelaskan bahwa pilihan tema tersebut merupakan langkah berani sekaligus inovasi bagi kelompok mereka. “Ini adalah pementasan perdana kami di luar sekolah. Tema seperti ini mungkin terlalu berat jika ditampilkan di lingkungan sekolah, jadi kami memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeksplor hal-hal yang lebih krusial,” ujarnya.
Meski begitu, proses persiapan tidak berjalan tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah penyesuaian jadwal. Meskipun begitu mereka tetap berhasil memberikan penampilan yang baik.
Proses persiapan keseluruhan berlangsung sekitar dua minggu, mencakup tahap perencanaan, reading, pembuatan properti, hingga latihan penuh.
Hanum mengaku bangga sekaligus merasa memiliki tanggung jawab yang besar karena dipercaya memimpin penampilan perdana mereka di luar sekolah. “Saya ingin memberikan yang terbaik dan menjadi pelopor bagi teman-teman agar ke depannya mereka juga berani menjadi koordinator atau sutradara di luar sekolah,” ungkapnya.
Inspirasi pementasan diperoleh dari beberapa pertunjukan teater yang sering mereka saksikan bersama, kemudian dikombinasikan dengan hasil diskusi internal. Riset juga dilakukan pada aspek artistik, tata rias, dan kostum untuk memastikan karakter yang tampil mencerminkan realitas masyarakat.
Di akhir, Hanum menyampaikan harapan untuk Teater Cloth ke depan. “Semoga Teater Cloth semakin sukses, menghasilkan banyak prestasi, dan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk menunjukkan potensinya di luar sekolah,” ucapnya. (*)
