KETIK, SURABAYA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melaksanakan program kerja inovatif bertajuk “Pemanfaatan Kolam Terbengkalai untuk Budidaya Ikan Lele dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat Dusun Briti, Desa Wiyu, Kecamatan Pacet.”
Program ini resmi dimulai sejak 20 September 2025 dan masih berlangsung hingga 15 Desember 2025 mendatang.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa UNESA dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor pedesaan, khususnya di bidang ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Inisiatif program tersebut bermula dari temuan beberapa kolam ikan di Dusun Briti yang sudah lama terbengkalai serta tidak lagi dimanfaatkan akibat kurangnya perawatan dan keterbatasan modal warga.
Melihat potensi besar yang terabaikan itu, tim KKN-T UNESA berinisiatif untuk menghidupkan kembali kolam-kolam tersebut agar menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Langkah ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga mendorong masyarakat agar lebih sadar terhadap potensi sumber daya alam yang mereka miliki.
Kegiatan revitalisasi kolam dimulai dengan pembersihan area kolam, perbaikan saluran air, serta pelatihan dasar mengenai teknik budidaya ikan lele bagi warga setempat. Pelatihan tersebut meliputi pengenalan jenis pakan, manajemen air, serta cara menjaga kesehatan ikan agar hasil panen lebih maksimal.
Selain itu, tim KKN-T turut membantu proses penebaran bibit, pemberian pakan, serta melakukan pendampingan teknis secara rutin agar kegiatan budidaya dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.
Mereka juga memanfaatkan bahan pakan alternatif yang lebih hemat biaya namun tetap bergizi tinggi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan warga pada pakan pabrikan yang harganya relatif mahal.
Ketua kelompok KKN-T Desa Wiyu, Ahmad Bakti Affandi, menjelaskan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
“Dusun Briti memiliki lahan dan sumber air yang sangat mendukung kegiatan perikanan. Dengan mengaktifkan kembali kolam yang sempat terbengkalai, kami berharap warga dapat memperoleh tambahan penghasilan sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat dusun,” ujarnya.
Ahmad juga menambahkan bahwa keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program ini, karena tanpa partisipasi warga, kegiatan semacam ini sulit berjalan secara berkelanjutan.
Kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat sekitar untuk membersihkan kolam (Foto: Tim Pubdekdok KKN-T UNESA Desa Wiyu)
Pemerintah Desa Wiyu memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan budidaya lele tersebut. Kepala Desa Nur Kholis menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa UNESA yang tidak hanya berfokus pada kegiatan sosial, tetapi juga menghadirkan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat.
“Sinergi antara mahasiswa dan warga menjadi contoh ideal dari praktik gotong royong modern yang mampu memadukan ilmu pengetahuan dengan kebutuhan nyata masyarakat desa,”, ucap kades.
Kolaborasi ini juga menjadi bukti bahwa potensi desa dapat digerakkan kembali melalui pendampingan yang berkelanjutan dan semangat kebersamaan.
Apabila kegiatan budidaya ikan lele di Dusun Briti ini berhasil, program serupa akan diperluas dan disosialisasikan ke seluruh wilayah Desa Wiyu.
Langkah ini bertujuan untuk mendorong pengembangan peternakan ikan lele tingkat desa secara menyeluruh. Dengan begitu, Desa Wiyu diharapkan mampu menjadi desa mandiri pangan yang produktif, berdaya saing, dan menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain di Kabupaten Mojokerto. (*)
