KETIK, MALANG – Tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) menemukan fakta mengejutkan terkait terancamnya ekosistem di Selat Bali. Terancamnya ekosistem ini dikhususkan pada biota laut ikan Lemuru berdampak pada keberadaan spesies Endangered, Threatened, and Protected (ETP) di Selat Bali.
Dekan FPIK UB Prof Asep Awaludin Prihanto menyatakan, temuan riset ini tidak hanya memperkuat basis ilmiah dalam pengelolaan lemuru, tetapi juga menjadi landasan penting menuju sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC). Dimana ini merupakan sinergi antara pemerintah dengan lembaga pendidikan perguruan tinggi.
“Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan lembaga internasional adalah kunci menjaga keberlanjutan perikanan Indonesia,” ujar Asep Awaluddin, pada keterangannya, Rabu 1 Oktober 2025 di Malang.
Menurutnya, faktor penggunaan alat tangkap, mayoritas nelayan memakai pukat cincin pelagis kecil dan jaring insang yang bersifat selektif, sehingga interaksi dengan spesies dilindungi sangat terbatas. Hal ini mempengaruhi perubahan ekosistem laut di wilayah Selat Bali.
"Sementara pada distribusi daerah tangkap lokasi penangkapan lemuru tersebar di area yang sebagian besar tidak tumpang tindih dengan habitat utama spesies ETP," ucapnya.
Sebagai tindak lanjut, tim peneliti merekomendasikan penyesuaian alat tangkap sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 36 Tahun 2023, penguatan koordinasi pengelolaan bersama Jawa Timur dan Bali terkait armada, kuota tangkapan, serta zonasi penangkapan.
Selain itu, disarankan pembentukan forum pengelolaan perikanan lemuru yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, hingga pelaku usaha.
Hal ini juga dipaparkan saat tim peneliti dari FPIK Universitas Brawijaya mempresentasikan penelitiannya ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), pada pekan lalu.
Pada kegiatan itu juga dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan dari DKP Jawa Timur, DKP Bali, Marine Stewardship Council (MSC), perguruan tinggi dari Jawa Timur dan Bali, serta perwakilan pelabuhan perikanan utama, yakni PPP Muncar (Banyuwangi) dan PPN Pengambengan (Jembrana).(*)