Tebar 2.000 Bibit Lele, Kalapas Kediri Dorong Pemberdayaan WBP dan Ketahanan Pangan

15 Agustus 2025 12:42 15 Agt 2025 12:42

Thumbnail Tebar 2.000 Bibit Lele, Kalapas Kediri Dorong Pemberdayaan WBP dan Ketahanan Pangan
Lapas Kelas IIA Kediri menegaskan komitmennya mendukung ketahanan pangan sekaligus pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan menebar 2.000 bibit lele di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lakuli, Jumat 15 Agustus 2025. (foto : Humas Lapas Kediri for Ketik).

KETIK, KEDIRI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri menegaskan komitmennya mendukung ketahanan pangan sekaligus pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan menebar 2.000 bibit lele di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lakuli, Jumat 15 Agustus 2025.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Kediri, Solichin sebagai bagian dari implementasi 13 program akselerasi Kementerian Hukum dan HAM RI bidang Pemasyarakatan.

Menurut Kalapas Solichin, penebaran bibit lele bukan sekadar program rutin, melainkan langkah konkret optimalisasi pembinaan kemandirian berbasis potensi sumber daya lokal. 

“Ini merupakan bagian dari implementasi 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk ketahanan pangan, yang merujuk pada pemberdayaan atau pembinaan bagi narapidana yang sudah menjalani program asimilasi sebagai bekal mereka menjalani reintegrasi sosial,” katanya.

Bibit lele yang ditebar dipilih dari jenis unggul dengan pertumbuhan cepat dan daya tahan tinggi terhadap penyakit, sehingga diharapkan dapat menghasilkan panen optimal. Sistem pemeliharaan terpadu di kolam SAE Lakuli telah disiapkan agar proses budidaya berjalan efektif dan efisien.

Selain memperkuat ketahanan pangan di lingkungan lapas, program ini juga menjadi media pembelajaran langsung bagi WBP. Mereka dilatih untuk memahami seluruh tahapan budidaya, mulai dari penebaran, pemberian pakan, pengelolaan air, hingga panen.

“Harapan kami, keterampilan ini bisa menjadi modal kerja dan sumber penghasilan ketika mereka kembali ke masyarakat,” kata Solichin. 

Dia menekankan, pembinaan kemandirian seperti ini sangat penting agar WBP memiliki bekal nyata untuk hidup mandiri pasca-pembebasan.

Hasil panen nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di lapas sekaligus dipasarkan ke masyarakat sekitar. Dengan begitu, kegiatan ini memberikan manfaat ganda yakni mendukung ketersediaan pangan internal dan mendorong interaksi positif WBP dengan lingkungan luar.

Program budidaya lele ini juga sejalan dengan strategi pemerintah dalam mengembangkan ekonomi produktif di lembaga pemasyarakatan. Kegiatan produktif seperti ini diharapkan dapat mengurangi risiko pengangguran bagi mantan WBP sekaligus membantu mereka beradaptasi kembali di tengah masyarakat.

Selain sektor perikanan, Lapas Kediri juga berencana mengembangkan program serupa di bidang pertanian dan peternakan, menyesuaikan dengan potensi lokal. Dengan diversifikasi kegiatan, diharapkan pembinaan kemandirian WBP semakin komprehensif.

Solichin menegaskan, pemberdayaan WBP melalui kegiatan produktif akan terus diperkuat. 

“Kami ingin menciptakan lingkungan pembinaan yang tidak hanya membina mental dan perilaku, tetapi juga membekali keterampilan nyata yang bermanfaat,” tegasnya.

Melalui program ini, Lapas Kediri berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, baik dalam bentuk ketersediaan pangan, peningkatan keterampilan tenaga kerja, maupun pengurangan stigma terhadap mantan narapidana. 

“Semoga ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar,” pungkas Solichin.(*)

Tombol Google News

Tags:

Lapas Kediri tebar benih lele kediri ketahanan pangan Kediri