KETIK, ACEH BARAT DAYA – Gelombang protes emak-emak Desa Palak Hilir, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), berbuah hasil. Setelah aksi yang berlangsung pada Sabtu, 8 November 2025, PT Pertamina akhirnya mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara suplai gas elpiji 3 kilogram ke pangkalan UD Maidar.
Keputusan itu disampaikan Direktur PT Ujung Raja Kuala Batu selaku agen penyalur gas, Hasrul, kepada Ketik pada Selasa, 11 November 2025, di Blangpidie, Abdya.
“Atas arahan dan respon dari Pertamina, kami memutuskan menghentikan penyaluran gas LPG 3 kg kepada UD Maidar mulai November hingga Desember 2025. Sanksi ini berlaku sampai dengan permasalahan ini selesai dengan pihak warfa di desa tersebut,” ujar Hasrul.
Langkah tersebut dituangkan dalam Surat Peringatan Pertama Nomor 02/URKB/XI/2025 tertanggal 10 November 2025.
Menurut Hasrul, keputusan itu diambil setelah pihaknya menerima laporan bahwa UD Maidar tidak menyalurkan gas sesuai ketentuan kepada masyarakat Palak Hilir.
“Ini bentuk penegakan aturan. Pangkalan wajib memenuhi kebutuhan masyarakat dan usaha mikro sesuai perjanjian,” tegasnya.
BACA JUGA: Emak-Emak Palak Hilir Geram, Gas Subsidi Tak Tepat Sasaran dan Pangkalan Dinilai Arogan
Aksi Emak-Emak: Tuntut Keadilan dan Transparansi
Emak-emak asal Desa Palak Hilir mendatangi agen gas di Jalan Attaqwa Blangpidie terkait dengan pangkalan gas diduga nakal di desa mereka, Sabtu, 8 November 2025. (Foto: T. Rahmat/Ketik)
Sebelumnya, puluhan ibu rumah tangga di Palak Hilir menggelar aksi spontan di depan kantor agen PT Ujung Raja Kuala Batee, Jalan Attaqwa, Blangpidie. Mereka membawa spanduk dan poster bertuliskan “Tarik Izin UD Maidar” dan “Kami Tolak Arogansi dan Intimidasi”.
Dengan suara lantang, para emak-emak menuding UD Maidar bertindak semena-mena dalam penyaluran gas subsidi. Mereka mengaku sering tidak kebagian gas, bahkan menuding sebagian besar pasokan justru dijual ke luar desa.
“Kami paling banyak hanya dapat sepuluh tabung setiap kali pengiriman, kadang malah tidak kebagian. Katanya sudah ada yang punya,” ujar salah satu warga dengan nada kesal.
Bahkan, warga mengaku pernah melihat pemilik pangkalan memperlakukan tabung gas dengan kasar di depan masyarakat, sehingga menambah amarah warga.
Warga Harap Pertamina Turun Tangan
Aksi protes yang berlangsung dengan tertib namun penuh emosi itu menjadi peringatan keras bagi pihak penyalur dan pangkalan gas agar lebih transparan dan adil dalam distribusi elpiji bersubsidi.
Warga berharap, keputusan penghentian suplai gas ke UD Maidar menjadi langkah awal pembenahan sistem distribusi gas di Abdya.
“Kami hanya ingin gas subsidi benar-benar sampai ke rakyat kecil, bukan ke pihak lain,” ujar salah seorang warga.
Dengan sanksi yang dijatuhkan, Pertamina diharapkan dapat memastikan distribusi gas di wilayah Palak Hilir kembali tepat sasaran dan bebas dari praktik penyimpangan. (*)
