KETIK, MALANG – Malang Raya memiliki kisah panjang dalam peradaban Nusantara. Terletak di lembah subur, yang dikelilingi pegunungan vulkanik,juga dialiri sejumlah sungai membuat wilayah ini menjadi salah satu pusat peradaban Nusantara.
Tercatat, sejumlah kerajaan tumbuh dan bertempat di wilayah Malang Raya. Paling tidak, ada empat kerajaan berbeda masa yang sempat bertempat di wilayah ini.
Kerajaan-kerajaan mana sajakah yang sempat tumbuh dan bertempat di wilayah Malang Raya? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.:.
Kerajaan Kanjuruhan
Kanjuruhan kerap disebut sebagai kerajaan tertua di wilayah Malang Raya. Konon, kerajaan ini terletak di lembah antara Sungai Brantas dan Sungai Metro. Saat ini, daerah tersebut kerap dikaitkan dengan wilayah Dinoyo, Merjosari, dan sekitarnya, di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Keberadaan Kerajaan Kanjuruhan sendiri dibuktikan dengan keberadaan Prasasti Dinoyo. Dalam prasasti yang ditemukan di wilayah Dinoyo tersebut, tercantum daftar raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kanjuruhan.
Raja pertama yang tercatat dalam prasasti tersebut adalah Dewasimha. Raja ini memerintah Kanjuruhan mulai tahun 700 sampai 760 Masehi.
Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Liswa, yang setelah dinobatkan menjadi raja bernama Gajayana.
Selain prasasti, peninggalan Kanjuruhan yang bisa dilihat sampai saat ini adalah Candi Badut dan Candi Karangbesuki.
Kerajaan Medang
Kerajaan Medang mulanya berdiri di Jawa Tengah. Namun, pada tahun 929 Masehi, kerajaan ini pindah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah sosok yang memindah kerajaan ini.
Di Jawa Timur, sesuai Prasasti Turyan, Kerajaan Medang dipindahkan ke daerah Tamwlang. Banyak sejarawan yang menyebut bahwa Tamwlang berada di wilayah Jombang Jawa Timur. Namun, sejarawan Malang, Muzakir Dwi Cahyono, yakin bahwa Tamwlang berada di Malang.
Tamwlang di Malang, yang dimaksud Dwi Cahyono, kini bernama Tembalangan, wilayah di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Lokasi ini tak jauh dari lokasi Dinoyo, yang disebut sebagai pusat Kerajaan Kanjuruhan.
Tak hanya kesamaan nama, menurut Dwi Cahyono, ada alasan lain yang membuatnya yakin bahwa Tamwlang berada di Malang, bukan di Jombang. Waktu itu, menurut dosen Universitas Negeri Malang tersebut, kondisi sosial di Malang sudah terbentuk dan stabil untuk dijadikan pusat pemerintahan.
Selain itu, Malang Raya merupakan daerah dengan tinggalan prasasti dari era Mpu Sindok terbanyak di Jawa Timur.
Kerajaan Tumapel
Kerajaan Tumapel, juga kerap disebut sebagai Kerajaan Singhasari, merupakan kerajaan yang didirikan oleh Ken Angrok. Kerajaan ini berdiri usai Angrok mengalahkan Raja Kertajaya dari Kadiri dalam Pertempuran Ganter.
Ibu kota Tumapel bermula di Kutha Raja, yang saat ini terletak di Kuto Bedah, Kota Malang. Benteng alam berupa Sungai Brantas, Sungai Bango, dan Sungai Amprong disebut merupakan alasan pemilihan tempat ini sebagai ibu kota.
Namun, pada masa pemerintahan Wisnuwardhana, ibu kota dipindah ke Singhasari. Hal ini, menurut Dwi Cahyono, tak lepas dari visi sang raja yang lebih terbuka.
Tumapel sendiri merupakan kerajaan dengan peninggalan paling banyak di Malang Raya. Yang paling terkenal di antara peninggalan Tumapel ini adalah Candi Singosari, salah satu pendarmaan Raja Kertanegara, raja terakhir Tumapel.
Kerajaan Sengguruh
Dibanding nama-nama lainnya, Kerajaan Sengguruh bisa jadi kurang dikenal. Namun, soal sejarah, kerajaan ini tak kalah penting dibanding para pendahulunya.
Kerajaan Sengguruh disebut sebagai Kerajaan Hindu Buddha terakhir di Jawa. Kerajaan yang terletak di sekitar Kepanjen, Kabupaten Malang ini berdiri ketika Kerajaan Majapahit sudah memasuki masa keruntuhannya.
Tak banyak peninggalan tersisa dari kerajaan ini. Hanya ada beberapa umpak, yang disebut sebagai pelandas tiang pendopo.
Sejumlah peninggalan kerajaan ini masih bisa dilacak di kompleks pemakaman umum di Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen.(*)
