KETIK, SURABAYA – Lantunan tahlil, tahmid, selawat dan istighfar terus terdengar di tenda BNPB yang terletak di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, sekaligus berdekatan dengan Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Para jemaah terlihat khusyuk berdoa, menengadahkan tangan, menutup mata, hingga meneteskan air mata. Berharap santri di Ponpes Al Khoziny segera ditemukan dan teridentifikasi.
Ketua Lazisnu Surabaya, Iska menjelaskan, tahlilan ini sudah dilaksanakan sejak awal jenazah korban robohnya bangunan Al Khoziny diantar ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
"Kami tahlilan mulai Jumat dan akan terus kami lakukan sampai proses identifikasi selesai," katanya ketika ditemui Ketik pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Iska berharap kegiatan tahlilan ini bisa sedikit membantu keluarga korban dari sisi spiritual, dimana hatinya yang sedang cemas sedikit tenang setelah melantunkan solawat nabi.
"Tujuannya untuk memberikan istilahnya dukungan spiritual sekaligus memberikan doa kepada para korban. Memang kami tidak seperti relawan-relawan yang lain, hanya dengan acara doa bersama seperti ini yang kami bisa lakukan," jelasnya.
Untuk peserta, Iska menjelaskan semuanya dipersilahkan untuk ikut, mulai dari keluarga santri korban Ponpes Al Khoziny, warga, hingga pengurus NU.
"Tahlil ini kami mulai ba'da salat isya hingga selesai dan setiap hari kami lakukan," terangnya.
Sekadar informasi, sejumlah relawan banyak membantu keluarga korban di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya. Selain kegiatan tahlil, relawan juga memberikan bantuan berupa memandikan jenazah sebelum diserahkan pihak keluarga.
Pihak DVI Polda Jatim, melalui Kabid Dokkes M Khusnan, juga mempersilahkan keluarga untuk melakukan salat jenazah sebelum pulang ke tempat peristirahatan terakhir.
"Kemarin keluarga saya tawari, saya fasilitasi, siapa yang mau melihat silakan. Jadi kami bukakan itu. Sebelum tanda tangan, kami kasih kesempatan juga kalau ada keluarga yang pengin memandikan atau menyolatkan kami fasilitasi semua," katanya pada Senin, 6 Oktober 2025 kemarin. (*)