KETIK, SURABAYA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto memaparkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat dalam konferensi pers di Pos Pendukung Nasional, Bandara Silangit, Tapanuli Utara, pada 30 November 2025.
Di wilayah Sumatera Utara, jumlah korban meninggal kini mencapai 217 orang setelah tim SAR kembali menemukan beberapa warga yang sebelumnya dilaporkan hilang. Korban tersebar di sejumlah daerah, termasuk Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias.
Jumlah korban hilang bertambah menjadi 209 orang. Hal ini terjadi seiring semakin banyak laporan kehilangan yang masuk ke posko-posko daerah.
Sementara itu, korban selamat yang mengungsi tersebar di beberapa wilayah. 3.600 jiwa mengungsi di Tapanuli Utara, 1.659 jiwa mengungsi di Tapanuli Tengah, 4.661 jiwa mengungsi di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa mengungsi di Kota Sibolga, 2.200 jiwa mengungsi di Humbang Hasundutan, dan 1.378 jiwa mengungsi di Mandailing Natal.
Hingga kini, akses darat di sejumlah kabupaten masih lumpuh akibat longsor dan rusaknya jembatan. Jalan Tarutung–Sibolga yang terletqak di Tapanuli Utara terputus di sejumlah titik dan mengakibatkan sejumlah desa di Parmonangan dan Adiankoting belum dapat dijangkau dengan total lebih dari 12.000 jiwa terdampak.
Hal yang sama juga terjadi pada beberapa jalur di Mandailing Natal. Jalur Singkuang–Tabuyung serta ruas Batang Natal–Muara Batang Gadis terputus pada beberapa titik sehingga sejumlah kecamatan terisolasi. Di Tapanuli Tengah, proses pembersihan material longsor terus dilakukan di jalur nasional Sibolga–Padang Sidempuan, Sibolga–Tarutung, serta beberapa jembatan yang rusak.
Pengiriman logistik tahap pertama ke Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah selesai 100%. Namun distribusi ke Mandailing Natal, Kota Gunung Sitoli, dan Nias Selatan masih terkendala karena akses darat belum pulih.
Sebagai upaya alternatif, pengiriman bantuan melalui udara dilanjutkan menggunakan tiga helikopter BNPB dan TNI AD, termasuk distribusi sembako, peralatan dapur, BBM, genset, dan perangkat komunikasi berbasis satelit seperti Starlink. Beberapa sorti juga diarahkan ke wilayah yang terisolasi seperti Sopotinjak dan Muara Siabu.
BNPB mengerahkan 20 personel di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, sementara dukungan dari TNI/Polri mencapai 500 personel di Tapanuli Tengah. Presiden RI turut mengirimkan bantuan berupa 33 unit alat komunikasi, 33 unit genset, 14 unit LCR, 750 dus Pop Mie, serta 129 tenda. Total lima helikopter BNPB dan TNI kini beroperasi dari Bandara Silangit, didukung pesawat Caravan dan alat berat dari berbagai instansi untuk membuka akses menuju desa-desa yang masih terisolasi.*
