KETIK, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin 10 November 2025.
Salah satu penghargaan diberikan kepada K.H. Abdurrahman Wahid atau yang populer dengan nama Gus Dur. Ia adalah Presiden keempat RI yaitu menjabat pada awal reformasi di tahun 1999 hingga 2001.
Gus Dur merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari yang lahir di Jombang pada 7 September 1940. Ayahnya adalah Menteri Agama RI di era Presiden Sukarno yaitu K.H. Abdul Wahid Hasyim.
Pada akhir perang tahun 1949, Gus Dur belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Pendidikan Gus Dur berlanjut dan pada tahun 1954, ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji kepada Ali Maksum, seorang kyai di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP.
Pada tahun 1957, setelah lulus dari SMP, Gus Dur pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Pada tahun 1959, ia pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang.
Pada tahun 1963, Gus Dur mendapat beasiswa studi di Universitas Al Azhar Mesir, yang kemudian berlanjut dengan beasiswa di Universitas Baghdad Irak.
Pada tahun 1984, ia terpilih sebagai Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), jabatan yang akhirnya disandang selama 3 periode hingga tahun 1999.
Kemudian, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai wadah perjuangan politik. PKB berhasil menjadi peserta Pemilu 1999, pemilu pertama era Reformasi dan mengantar Gus Dur ke kursi kepresidenan.
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. (*)
