KETIK, BATU – Maraknya pembangunan hotel dan vila baru di Kota Batu membuat Songgoriti harus bekerja ekstra mempertahankan pamornya. Kawasan yang dulu dikenal sebagai pusat akomodasi wisata kini harus berbagi pasar dengan banyaknya penginapan baru yang terus bermunculan.
Lesunya kunjungan juga dirasakan Yusuf, salah satu pramuwisata di sana. Ia mengaku sepinya wisatawan sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 dan hingga kini belum benar-benar kembali normal.
"Semakin banyak homestay dan hotel dibangun di Kota Batu, akhirnya jumlah tamu di Songgoriti menurun. Mungkin karena kondisi ekonomi juga yang menurun. Terasa dari Covid-19 sampai sekarang masih belum pulih untuk Songgoriti," ujarnya, Kamis, 4 Desember 2025.
Yusuf sudah menjadi pramuwisata di Songgoriti sejak 1998. Ia bersama 268 pramuwisata lainnya bertugas menyapa tamu dan menawarkan berbagai pilihan vila yang tersedia. Mereka menjadi penghubung penting antara sekitar 300 pemilik vila dan wisatawan yang ingin menginap.
Di hari biasa, durasi menginap para tamu cenderung singkat. Rata-rata hanya satu malam, bahkan banyak yang memilih short time per jam untuk sekadar beristirahat.
Perputaran tamunya memang cepat, tetapi tidak selalu berbanding lurus dengan pendapatan pramuwisata maupun pemilik vila.
Lonjakan tamu baru terasa saat libur sekolah, long weekend, Lebaran, hingga Natal dan Tahun Baru. Pada periode itu, wisatawan biasanya menginap minimal dua malam.
"Tamu biasanya banyak dari luar kota seperti Surabaya, Jombang, Kediri, Tulungagung, ada luar provinsi juga. Orang yang menginap di sini gak lama. Kalau long weekend biasanya minimal 2 hari stay. Kalau hari biasa kaya gini semalam, gak jangka panjang," jelas Yusuf.
Meski harus bersaing dengan hotel dan homestay baru, para pramuwisata Songgoriti tetap percaya diri dengan keunggulan kawasan mereka. Bukan hanya karena harganya yang lebih ramah di kantong, tetapi juga karena kenyamanan dan keramahan warga yang sudah menjadi ciri khas.
Sebagian besar warga Songgoriti menjadikan rumah mereka sebagai tempat tinggal sekaligus vila. Karena itulah mereka sudah terbiasa menerima tamu dan membuat wisatawan merasa lebih diterima.
"Kebanyakan campuran antara vila dan rumah karena sifatnya seperti homestay. Itu jadi kelebihannya Songgoriti karena kenyamanan, keramahan dengan tamu. Kita sudah terbiasa dengan tamu," pungkasnya. (*)
