Beras Oplosan Beredar, Satgas Pangan Surabaya: Tak Ditemukan, Semuanya Beras Premium

17 Juli 2025 19:40 17 Jul 2025 19:40

Thumbnail Beras Oplosan Beredar, Satgas Pangan Surabaya: Tak Ditemukan, Semuanya Beras Premium
Sidak BPSDA Surabaya pada beras oplosan. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaporkan ratusan pengusaha beras ke Kapolri dan Jaksa Agung usai mengungkap praktik kecurangan dengan potensi kerugian konsumen mencapai Rp99 triliun.

Temuan tersebut merupakan hasil kerja lapangan yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan, Kejaksaan, Badan Pangan Nasional, dan unsur pengawasan lainnya.

Mengenai situasi di Surabaya, Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA), Agung Supriyo Wibowo mengatakan bahwa sidak kali ini menyasar Pasar Pucang Anom, Pasar Tambahrejo, dan sebuah perusahaan distribusi beras di kawasan Surabaya Barat.

"Berdasarkan hasil sidak kali ini, kami tidak menemukan beras oplosan di Kota Pahlawan. Selain itu, ketersediaan beras di Kota Surabaya juga sangat aman," tegas Agung pada Kamis 17 Juli 2025.

Agung menambahkan bahwa beras-beras yang diperiksa, semuanya terbukti merupakan beras premium. Lebih lanjut, sidak ini bertujuan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa isu beras oplosan tidak ditemukan di Surabaya.

"Tidak ada temuan beras oplosan. Kami belum menemukan," tambahnya.

Apabila di kemudian hari ditemukan praktik pengoplosan, Pemkot Surabaya tidak akan tinggal diam.

Oleh karena itu, Pemkot Surabaya menggandeng Satgas Pangan Polrestabes Surabaya dalam proses sidak dan penelusuran.

"Kami menggandeng Satgas Pangan Kepolisian. Dari rapat dengan Menteri Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, nanti akan ditindaklanjuti oleh Satgas Pangan Kepolisian," terangnya.

Terkait ketersediaan, Agung mengungkapkan bahwa stok beras di Surabaya sangat mencukupi.

"Alhamdulillah ketersediaan kami adalah angka delapan. Jadi, untuk delapan bulan ke depan itu masih ada, masih aman," ungkapnya.

Sidak ini dilakukan sebagai respons terhadap kelangkaan beras medium yang belakangan ini menjadi sorotan. Sebab, saat ini, beras medium memang relatif jarang ditemukan di pasaran karena kemungkinan pembatasan distribusi dan belum banyaknya beras SPHP yang terdistribusi.

"Sidak ini sebenarnya karena beras medium itu langka. Karena kemungkinan ya kalau dari informasi isu itu kan banyak yang dioplos (untuk beras premium)," jelasnya. 

Dalam sidak hari ini, beras medium memang ditemukan, namun dalam jumlah sedikit. Mayoritas beras yang dijual adalah beras premium.

Pengecekan beras premium juga dilakukan untuk memastikan kualitasnya, terutama terkait persentase pecahan beras. Beras premium seharusnya memiliki pecahan maksimal 10%, jika lebih dari itu, kualitasnya masuk kategori medium.

"Tadi saya juga tanya ke pedagang itu kenapa beras medium itu kok langka, karena di selepan-selepan itu sudah tidak diperkenankan untuk membuat yang medium," ungkapnya.

Rencananya, sidak akan dilanjutkan ke perusahaan distribusi beras lainnya dan berlanjut ke pasar-pasar besar pantauan di Surabaya, yaitu Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Tambahrejo, Pasar Soponyono, dan Pasar Genteng.

Agung mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir. 

"Imbauan kami bahwa di Surabaya untuk ketersediaan beras cukup, sangat cukup. Dan untuk isu-isu oplosan memang tidak kami temukan," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

beras oplosan beras oplosan Surabaya BPSDA Surabaya Agung Supriyo Wibowo Surabaya sidak pasar sidak pasar Surabaya