KETIK, BONDOWOSO – PDI Perjuangan Kabupaten Bondowoso resmi memasuki babak baru. Sinung Sudrajat ditetapkan sebagai Ketua DPC PDIP Bondowoso periode 2025–2030 setelah namanya diputuskan dalam Konferensi Cabang (Konfercab) DPD PDIP Jawa Timur 2025 yang digelar Sabtu (20/12/2025).
Penetapan tersebut melalui mekanisme berjenjang yang menjadi ciri khas PDIP. Proses diawali dengan penjaringan calon ketua di tingkat DPC, dilanjutkan pengiriman nama ke DPD Jawa Timur untuk diplenokan dan disaring oleh DPP.
Dari tahapan itu, DPP kemudian menerbitkan SK yang berisi satu nama ketua dan dua personalia pendamping.
Usai SK turun, struktur kepengurusan DPC PDIP Bondowoso periode 2025–2030 pun disusun. Menariknya, komposisi pengurus kali ini menunjukkan wajah yang lebih beragam.
Tak hanya diisi kader senior, PDIP Bondowoso juga memberi ruang signifikan bagi generasi milenial dan Gen Z, bahkan merangkul tokoh berlatar kultur pesantren.
Sinung menjelaskan, dua kader Gen Z dipercaya masuk jajaran pengurus harian, sementara porsi milenial mencapai sekitar 20–25 persen. Salah satunya adalah Yudha Dwi Prasetyo, yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua Bidang Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial.
Yudha merupakan mantan Ketua GMNI Cabang Jember periode 2022–2024 dan baru saja menyelesaikan pendidikan tingginya. Ia juga dikenal sebagai putra Sugiono, mantan Ketua PDIP Bondowoso.
Satu kader Gen Z lainnya adalah Nur Kumala yang mengemban amanah sebagai Wakil Bendahara DPC PDIP Bondowoso.
“Mereka punya dasar organisasi yang kuat dan pengalaman di organisasi semi-politik. Itu menjadi modal penting,” ujar Sinung saat pengumuman susunan pengurus, Rabu (24/12/2025).
Tak kalah menjadi sorotan adalah bergabungnya Ali Murtadha, sosok dari keluarga besar Pondok Pesantren Al Usmani Jambesari, salah satu pesantren terbesar di Bondowoso. Ali, yang akrab disapa Lora Ali, dipercaya menjabat Wakil Ketua Bidang Perekonomian, Kebudayaan, dan Pendidikan.
Menurut Sinung, kehadiran figur kultur dalam struktur inti partai merupakan langkah baru bagi PDIP Bondowoso.
“Figur dari pondok pesantren besar yang masuk sebagai pengurus harian ini baru kali pertama. Sebelumnya, biasanya ditempatkan di sayap partai,” ungkap Wakil Ketua DPRD Bondowoso itu.
Ia menegaskan, keterlibatan Lora Ali mencerminkan komitmen PDIP Bondowoso untuk memberi perhatian serius pada kultur, khususnya pesantren. “Alhamdulillah, ada kader potensial dari Ponpes Al Usmani yang bergabung bersama kami,” katanya.
Sementara itu, Ali Murtadha menegaskan keputusannya bergabung dengan PDIP murni atas kehendak pribadi. “Supaya lebih dekat dengan kultur, dan kultur bisa masuk ke PDI Perjuangan,” ujarnya singkat.
Susunan Pengurus DPC PDIP Bondowoso Periode 2025–2030:
Ketua
1. Sinung Sudrajat
Bidang Internal
2. Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai, Ideologi, dan Kaderisasi: Bambang Mujiono
3. Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Legislatif dan Eksekutif: Dedy Faisal Ali
4. Wakil Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi serta Sumber Daya: Irsan Marwanda B
Bidang Pemerintahan
5. Wakil Ketua Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah: Misbahul Munir
6. Wakil Ketua Bidang Perekonomian, Kebudayaan, dan Pendidikan: Ali Murtadha
Bidang Kerakyatan
7. Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana, Kesehatan Perempuan dan Anak: Martha Suprihartini
8. Wakil Ketua Bidang Industri, Perdagangan, BUMN, Investasi, Koperasi, dan UMKM: Pringgo Cahyoningrat
9. Wakil Ketua Bidang Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial: Yudha Dwi Prasetyo
10. Wakil Ketua Bidang Keagamaan dan Kepercayaan terhadap Tuhan YME: Mujiyati
11. Wakil Ketua Bidang Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga: Andri Mustofa
12. Wakil Ketua Bidang Pertanian dan Pangan, Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Kelautan dan Perikanan: Edi Sudiyanto
Kesekretariatan dan Keuangan
13. Sekretaris: Andi Hermanto
14. Wakil Sekretaris Bidang Internal: Suprayogi Budi Utomo
15. Wakil Sekretaris Bidang Program: Haris Junianto
16. Bendahara: Evi Sulistiyani
17. Wakil Bendahara: Nur Kumala
Dengan komposisi lintas generasi dan latar belakang ini, PDIP Bondowoso menegaskan arah konsolidasi baru: menyatukan kekuatan kader lama, energi muda, dan sentuhan kultur pesantren. (*)
