KETIK, PACITAN – Guna memperkuat transparansi dan kolaborasi dengan masyarakat, RSUD dr. Darsono Pacitan menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) di Ruang Pertemuan Lantai 3, Rabu, 12 November 2025.
FKP digelar sebagai langkah strategis untuk mempererat hubungan antara manajemen rumah sakit, masyarakat, serta seluruh stakeholder. Ada tiga poin utama yang menjadi sorotan dalam kegiatan ini.
Pertama, FKP menjadi sarana komunikasi dua arah antara manajemen dan masyarakat.
Kedua, keterbukaan informasi dijadikan fondasi penting dalam menciptakan layanan kesehatan yang transparan dan akuntabel.
Ketiga, pentingnya kolaborasi antara rumah sakit dengan masyarakat, organisasi profesi, dan dunia usaha demi peningkatan mutu layanan.
Forum ini dihadiri oleh perwakilan dari Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pacitan, Persatuan Advokat Indonesia (PERADI), Forum Pewarta Pacitan (FPPA), perwakilan Camat, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD), Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), serta perwakilan pengguna layanan RSUD dr. Darsono.
Ketua Dewan Pengawas RSUD dr. Darsono Pacitan, Deni Cahyantoro, dalam sambutannya menyebut forum ini sebagai ruang bersama untuk membangun pelayanan publik yang lebih manusiawi dan responsif terhadap kebutuhan warga.
“Forum konsultasi publik ini merupakan salah satu forum diskusi agar ke depan pelayanan bisa lebih baik. Kami sangat berharap panjenengan semua yang hadir dari berbagai unsur di Kabupaten Pacitan bisa memberikan masukan yang membangun,” kata Deni.
Ia menambahkan, sektor kesehatan memerlukan empati dan komunikasi yang baik, terutama karena berhubungan langsung dengan pasien dan keluarganya.
“Mudah-mudahan melalui forum ini, kita bisa memberikan saran-saran untuk kemajuan RSUD ke depan, biar lebih baik daripada yang kemarin. Endingnya adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Pacitan sebagai pasien utama kita,” tambahnya.
Perwakilan Forum Pewarta Pacitan (FPPA), Sutikno, saat memberikan tanggapan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)
Direktur RSUD dr. Darsono Pacitan, dr. Johan Tri Putranto, dalam kesempatan itu juga memaparkan arah kebijakan rumah sakit dan komitmen terhadap pelayanan yang berkesinambungan.
Menurutnya, pembangunan dan pengelolaan rumah sakit harus melibatkan masyarakat sebagai pemilik manfaat utama.
“Pembangunan itu sifatnya harus terbuka, mau mendengarkan apa yang diharapkan masyarakat. Kami hanya pengelola, sejatinya rumah sakit ini adalah milik masyarakat Pacitan,” ujarnya.
dr. Johan juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung peningkatan kualitas layanan.
“Kami berharap sumbangan pikiran dan gagasan dari masyarakat untuk mendukung upaya peningkatan RSUD. Karena tujuan kami adalah kepuasan pelanggan dan kepuasan masyarakat,” jelasnya.
Dalam sesi diskusi, sejumlah peserta menyampaikan pandangan terkait tantangan pelayanan publik di bidang kesehatan.
Kegiatan tersebut dihadiri berbagai unsur masyarakat dan lembaga di Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)
Diskusi berlangsung terbuka dan produktif, membahas isu-isu strategis seperti penguatan komunikasi publik, pelayanan bagi kelompok rentan, serta peran masyarakat dalam mengawasi dan mendukung mutu layanan kesehatan di Pacitan.(*)
