Santri di Jember Gelar Aksi Demo Protes Tayangan Trans7, Didukung Bupati Gus Fawait

17 Oktober 2025 05:47 17 Okt 2025 05:47

Thumbnail Santri di Jember Gelar Aksi Demo Protes Tayangan Trans7, Didukung Bupati Gus Fawait
Bupati Jember, Gus Fawait (batik merah, memegang mic) saat ikut berorasi di hadapan massa yang memprotes tayangan Trans7 karena dianggap melecehkan santri dan kiai. (Foto: Atta/ Ketik)

KETIK, JEMBER – Aksi protes atas tayangan program Xpose Uncensored Trans7 yang dianggap melecehkan kiai dan santri, masih terus berlanjut. Ratusan santri dan pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Jember turun ke jalan menuntut boikot terhadap stasiun televisi Trans7, Kamis, 16 Oktober 2025. Mereka menilai episode yang tayang pada 13 Oktober lalu itu telah melecehkan martabat kiai, santri, dan pesantren melalui narasi serta visual yang tidak pantas.

Berkumpul di kantor GP Ansor Jember, massa menggelar konvoi menuju Transmart Jember di Jalan Hayam Wuruk dengan pengawalan aparat kepolisian. Di pusat perbelanjaan milik Chairul Tanjung atau CT Group ini, para pengunjuk rasa melontarkan orasi dan menyerukan tuntutan agar Trans7 segera bertanggung jawab serta meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat pesantren.

Meski Transmart bukan bagian langsung dari Trans7, massa tetap memilih tempat tersebut sebagai lokasi aksi karena keduanya masih satu group perusahaan. 

Setelah berunjuk rasa di depan Transmart, para kiai dan santri melanjutkan konvoi ke Pendapa Wahyawibawagraha, kediaman resmi Bupati Jember Muhammad Fawait atau yang akrab disapa Gus Bupati. Di sana, mereka menggelar musyawarah dan menyampaikan aspirasi langsung kepada kepala daerah.

KH Mushoddiq Fikri Farouq, salah satu tokoh ulama Jember, mengecam keras isi tayangan yang dianggap mencemarkan nama baik pesantren.

“Tayangan itu menampilkan pesantren dan kiai secara tidak layak. Kami sangat menyesalkan dan mengutuk keras bentuk pelecehan seperti ini. Trans7 tidak cukup hanya minta maaf; harus ada langkah konkret. Pemerintah juga wajib bersikap tegas, bila perlu mencabut izin siarnya,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin Jember tersebut.

Sementara itu, Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin atau Gus Aab menilai program tersebut bisa merusak citra pesantren dan menjauhkan masyarakat dari dunia keagamaan.

“Kepedulian GP Ansor hari ini adalah wujud bela pesantren. Tayangan yang menstigma lembaga keagamaan semacam itu berpotensi menyesatkan opini publik,” tegas mantan Ketua PCNU Jember ini. 

Gus Aab menyampaikan bahwa para pengasuh pesantren di Jember akan segera mengeluarkan sikap resmi bersama, menuntut penghentian program dan bahkan pencabutan izin siar Trans7 bila diperlukan.

Bupati Jember Muhammad Fawait ikut menemui massa aksi dan ikut berorasi. Pria yang karib disapa Gus Fawait ini menyatakan dukungan dan simpati kepada para santri.

Sebagai santri, dirinya tidak bisa menerima bentuk pelecehan terhadap pesantren.

“Kita semua tidak bisa tinggal diam jika pesantren dilecehkan. Saya bangga atas sikap tegas panjenengan semua. Aspirasi ini akan kami sampaikan ke pemerintah provinsi dan pusat. Mari kita buktikan bahwa Jember layak menjadi simbol santri nasional,” ujar Gus Fawait di hadapan para peserta aksi.

 

Trans7 Dapat Laporan Ganda, dari KPI hingga Kepolisian

Aksi protes di Jember hanyalah bagian dari gelombang reaksi yang muncul di berbagai daerah. LBH PP GP Ansor Pusat telah melaporkan Trans7 ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) atas dugaan pelanggaran etika penyiaran.

Tidak berhenti di situ, GP Ansor Jawa Timur juga melaporkan stasiun televisi tersebut ke Polda Jatim dengan nomor laporan LP/B/1468/X/2025, atas dugaan pelecehan terhadap kiai dan pesantren.

“Alumni pesantren di Jakarta pun ikut bergerak. Mereka melapor ke Polda Metro Jaya sebagai bentuk solidaritas. Gerakan ini memang serentak secara nasional,” kata seorang pengurus GP Ansor Jember yang meminta identitasnya tidak disebutkan.

Tombol Google News

Tags:

Jember Trans7 Xpose Uncensored melecehkan kiai santri Gus Fawait Bupati Jember Pesantren