KETIK, PEKALONGAN – Menyambut pergantian tahun baru 2026, Kepala Desa (Kades) Sumublor, Karso, menggelar tasyakuran sekaligus pagelaran wayang kulit bersama ratusan warga.
Acara tersebut berlangsung di halaman kediaman Karso di Dukuh Winong, Desa Sumublor, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, pada Rabu malam, 31 Desember 2025.
Pagelaran wayang kulit ini digelar sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas terpenuhinya nadzar Karso yang sejak lama ingin menanam padi sendiri.
Dalam sambutannya, Karso menyampaikan bahwa sebelum menjabat sebagai kepala desa, ia belum pernah turun langsung menanam padi.
“Alhamdulillah saiki wis iso nanam padi dewe, senajan nyadon. Alhamdulillah hasilé apik,” ungkap Karso menggunakan bahasa Jawa di hadapan warga.
Ia menjelaskan, nadzar awalnya adalah menyembelih kambing sebagai wujud syukur.
Namun karena waktunya bertepatan dengan malam pergantian tahun, kegiatan tersebut dikemas sekaligus dengan hiburan wayang kulit sebagai upaya melestarikan budaya lokal atau uri-uri budaya.
Pada kesempatan itu, Karso juga mengungkapkan bahwa dirinya telah dinobatkan sebagai Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Pekalongan periode 2026–2030, meskipun belum resmi dilantik.
“Ini juga sebagai ikhtiar untuk mensejahterakan rekan-rekan seniman di Kabupaten Pekalongan. Semoga ke depan para seniman bisa semakin sejahtera,” ujarnya.
Hal menarik dari acara tersebut, Karso tidak hanya bertindak sebagai tuan rumah, tetapi juga tampil langsung sebagai dalang dalam pagelaran wayang kulit.
Meski hujan rintik-rintik sempat turun, antusiasme warga tidak surut. Ratusan masyarakat Desa Sumublor tetap bertahan hingga larut malam untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.
Kegiatan tasyakuran dan pagelaran wayang kulit ini menjadi penanda pergantian tahun yang sarat nilai budaya, kebersamaan, serta rasa syukur antara pemimpin desa dan masyarakatnya.(*)
