Rupiah Sentuh Rp16.600 per Dolar AS, BI Pastikan Ekonomi Indonesia Kuat

27 Maret 2025 11:35 27 Mar 2025 11:35

Thumbnail Rupiah Sentuh Rp16.600 per Dolar AS, BI Pastikan Ekonomi Indonesia Kuat
Hadapi berbagai tekanan global, Rupiah melemah hingga Rp 16.600 per dollar AS. (Foto: BRI)

KETIK, JAKARTA – Menyikapi melemahnya nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.600 per Dolar AS Selasa 25 Maret 2025 lalu, Bank Indonesia (BI) mengatakan jika hal tersebut tidak akan berujung pada krisis moneter seperti yang terjadi pada 1998.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI Solikin M. Juhro mengatakan jika dibandingkan dengan krisis moneter yang terjadi pada 1998, saat ini perekonomian Indonesia jauh lebih kuat dan stabil.

"Secara fundamental, kita masih sangat kuat. Depresiasi rupiah saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global dan bersifat sementara," kata Solikin, Rabu 26 Maret 2025.

Pada 1998 lalu, pemerintah tidak memiliki mekanisme mitigasi yang cukup, hal tersebut menyebabkan perekonomian menjadi kolaps. Belum lagi cadangan devisa yang saat itu hanya US$20 miliar sehingga belum mampu menjadi penopang terhadap tekanan di luar.

"Belum lagi pada 1998 rupiah melemah drastis dari Rp2.800 menjadi Rp16.000-an per dolar AS dalam waktu singkat karena sistem keuangan domestik yang masih dangkal," tambahnya.

Sementara itu Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Fitra Jusdiman menuturkan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, utamanya disebabkan oleh faktor ketidakpastian global.

Tak hanya rupiah, beberapa mata uang negara lain baik negara maju atau berkembang juga terkena imbas pelemahan mata uang, pasca kemenangan Trump sebagai Presiden AS, meskipun dengan besaran yang berbeda.

"Apabila dibandingkan sejak pertengahan tahun 2024 lalu, rupiah hanya melemah 1,33 persen, jauh lebih rendah dibandingkan Won Korea Selatan yang melemah 6,30 persen dan rupee India yang melemah 2,74 persen,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Bank Indonesia rupiah dolar Ekonomi Krisis Moneter