KETIK, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Workshop dan Pelatihan Gender Action Plan (GAP) yang diselenggarakan di Auditorium Gedung Research Center ITS, Rabu, 24 Juli 2025. Pada kegiatan ini, ITS mengangkat isu inklusivitas dalam upaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan ini mengundang para pimpinan yang memiliki pengaruh tinggi dalam pembangunan yang ada di ITS, mulai dari wakil rektor hingga sekretaris departemen.
Ketua Pelaksana Muhammad Ubaidillah Al Mustofa BSc MSEI menjelaskan tema yang diangkat kali ini "Penguatan Kapasitas dalam Pengarusutamaan Gender," . Perhatian utama dalam diskusi tersebut adalah mengenai kesetaraan gender, inklusi sosial, dan juga pemenuhan hak disabilitas.
"Hal ini ditujukan guna membangun kesadaran dan komitmen untuk menghasilkan program dan kebijakan yang memperhatikan isu-isu yang menjadi perhatian utama tersebut,” jelas Mustofa, Rabu 23 Juli 2025.
Lebih lanjut, Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi Sistem Informasi ITS, Imam Baihaqi ST MSc PhD yang turut hadir dalam kegiatan ini menuturkan pentingnya penguatan kapasitas dalam pengarusutamaan gender dalam mendukung pendidikan di kampus. GAP merupakan amanat dari Higher Education for Technology and Innovation (HETI).
“Keberagaman mendorong adanya keilmuan dan inovasi yang semakin maju,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini dilakukan pula penandatanganan bersama Deklarasi Komitmen Sensitivitas Gender dan Rencana Tindak Lanjut. Deklarasi yang ditandatangani langsung oleh Imam yang dilanjut juga oleh Sekretaris Institut Prof Dr Ir Umi Laili Yuhana SKom MSc dan Ketua Senat Akademik ITS Prof Dr Syafsir Akhlus MSc.
Momentum ini menjadi langkah awal ITS dalam memberikan kebijakan yang memperhatikan kesetaraan dan inklusivitas.
Imam Baihaqi menyebut kegiatan ini juga menjadi bukti nyata kepedulian ITS untuk tetap memperhatikan pengarusutamaan gender dalam implementasi dan keberlanjutan program pembangunan infrastruktur sebagai upaya memberikan dampak nyata di masyarakat.
"Kesetaraan gender juga mengurangi ketimpangan, dan kemitraan untuk mencapai tujuan," pungkasnya.(*)