KETIK, PACITAN – Rapat Kerja Bagian Neurologi FK UNS/RSIUD dr. Moewardi/RS UNS berlangsung di auditorium Fakultas Kedokteran UNS, Selasa, 18 November 2025.
Direktur RSUD dr. Darsono Pacitan turut hadir bersama Dekan FK UNS, Direktur RSUD dr. Moewardi, Direktur RS UNS, serta Direktur RSO.
Agenda ini menjadi forum evaluasi satu tahun penyelenggaraan layanan pendidikan dan penelitian Neurologi di berbagai rumah sakit jejaring pendidikan bagi Program Pendidikan Dokter Spesialis atau yang biasa disingkat PPDS, sekaligus menyusun arah program tahun depan agar tetap relevan dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan klinis.
Kepala Bagian Neurologi FK UNS, Dr.dr. Rivan Danuaji, Sp.N, Subs.NIOO(K), M.Kes., FAAN, menyampaikan bahwa dunia Neurologi kini berada dalam fase turbulensi yang berubah menjadi tantangan besar.
"Sistem rujukan berjenjang turut mempengaruhi pola pendidikan spesialis, di tengah kemajuan ilmu dan teknologi yang melaju cepat serta dinamika global yang menuntut pelayanan medis tidak tertinggal," ungkapnya.
Melalui rapat kerja ini, para peserta merumuskan plan of action (POA) untuk memperkuat kolaborasi antara FK UNS, RSUD dr. Moewardi, RS UNS, serta seluruh RS wahana pendidikan.
Para peserta Rapat Kerja Bagian Neurologi FK UNS/RSUD dr. Moewardi/RS UNS berfoto bersama usai acara di Auditorium FK UNS, Selasa, 18 November 2025. (Foto: RSUD for Ketik)
Sementara itu, Direktur RSUD dr. Darsono Pacitan, dr. Johan Tri Putranto, menyampaikan bahwa rumah sakit yang ia pimpin merupakan salah satu RS satelit pendidikan bagi peserta PPDS, terutama bidang Neurologi, Anestesi, dan Bedah dari FK UNS.
Para dokter pendidik klinis di RSUD dr. Darsono berperan membimbing peserta PPDS mengenai penerapan penanganan pasien di RS tipe C secara komprehensif, termasuk pemahaman sistem rujukan berjenjang dan mekanisme klaim beragam penjaminan kesehatan yang berlaku di rumah sakit.
"Kami berharap kolaborasi jejaring pendidikan kedokteran tersebut terus berlanjut dan semakin kuat dalam mendukung mutu layanan dan kompetensi tenaga kesehatan," ungkapnya.
dr. Johan melanjutkan, sinergi itu diharapkan berdampak langsung pada peningkatan mutu layanan klinis, pendidikan, dan penelitian.(*)
