KETIK, SAMPANG – Perwakilan Trans7 Biro Jawa Timur berkunjung ke Pondok Pesantren Miftahul Ulum Lepelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Kunjungan tersebut dalam rangka silaturrahmi dan klarifikasi terkait tayangan program Xpose Uncensored yang memuat cuplikan video KH Ali Mustaqim, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Lepelle.
Tayangan itu menuai kontroversi karena dinilai melecehkan pesantren dan kiai, khususnya Pondok Pesantren Lirboyo dan Miftahul Ulum Lepelle.
Perwakilan Biro Trans7 Jawa Timur didampingi Kapolres Sampang, AKBP Hartono. Mereka disambut Ketua Yayasan dan jajaran pengurus pesantren. Namun, KH Ali Mustaqim selaku pengasuh utama pondok, tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Lora Walid Mustain, ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Lepelle mengatakan bahwa pihaknya menerima kunjungan tersebut sebagai bentuk silaturrahmi sekaligus klarifikasi dari pihak Trans7.
"Pertemuan pada tanggal 17 Oktober 2025 sekitar pukul 00.00 WIB itu merupakan ajang silaturrahmi. Kepala Biro Trans7 menyampaikan klarifikasi, sementara kami dalam posisi mendengarkan," ujarnya kepada Ketik.com, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Ia menambahkan, hasil pertemuan akan disampaikan kepada KH Ali Mustaqim. "Soal diterima atau tidaknya permintaan maaf dari Trans7, sepenuhnya menjadi hak KH Ali Mustaqim sebagai pengasuh pondok," tambahnya.
Meski demikian, menurutnya, karena kasus ini menyangkut tanggung jawab institusional, permintaan maaf seharusnya disampaikan langsung oleh pimpinan tertinggi Trans7 atau Trans Corp.
"Karena ini menyangkut nama besar pesantren dan kiai, sudah semestinya yang menyampaikan permohonan maaf adalah Chairul Tanjung selaku pimpinan Trans Corp," tegasnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari KH Ali Mustaqim terkait tanggapan atas klarifikasi maupun permintaan maaf dari pihak Trans7.(*)