KETIK, SURABAYA – Pemerintah kembali menyatakan bahwa stok beras nasional berada dalam kondisi aman dan melimpah.
Namun, kenyataan di pasar justru menunjukkan hal berbeda harga beras terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa ketersediaan beras mencukupi hingga akhir tahun. Ia bahkan menyebut stok yang ada saat ini mencapai 4,2 juta ton saat ini.
Namun, pernyataan tersebut kontras dengan kondisi di sejumlah pasar tradisional dan ritel modern.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum PetaniMu Thomas Raja' Santosa mengungkapkan harga beras terus melambung di berbagai wilayah Indonesia.
"Hal ini sangat kontras dengan pernyataan pemerintah yang menyatakan stok beras aman dan surplus," jelasnya pada Ketik.com di Surabaya Jumat 1 Agustus 2025.
Menurutnya, adanya kenaikan harga beras ini pemerintah mengerem stok beras di pasar, karena harga beras melambung se-Indonesia.
"Pemerintah harus segera mengeluarkan stok beras ke pasar. Ini sangat aneh masyarakat menjerit harga beras naik terus tapi berita berita yang beredar stok beras melimpah," ungkapnya.
Thomas juga menyebut jika pemerintah tidak segera mengeluarkan stok beras maka para pengoplos beras akan semakin marak di pasar.
"Ini disalahgunakan oknum untuk mengoplos medium ke premium," terangnya.
Ia menjelaskan harga beras di wilayah Sumatra dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah berada di posisi di atas harga Rp 18.500 per kg.
"Pemerintah harus segera mengadakan operasi pasar dan mengeluarkan beras untuk pasar supaya stok di pasar aman," tegasnya.
Hingga kini, menurutnya belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk menstabilkan harga secara langsung di pasar.
"Kami berharap pemerintah setempat dan Bulog segera melakukan operasi pasar. Ini sudah darurat," pungkas Ketua Umum PetaniMu Thomas Raja' Santosa. (*)