KETIK, BLITAR – Suasana halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar, Sabtu malam 12 Juli 2025, berubah menjadi lautan hitam. Ratusan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kabupaten Blitar hadir dengan seragam khas mereka untuk mengikuti prosesi pengesahan sebagai warga baru angkatan 2025.
Didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Blitar, kegiatan ini difasilitasi dengan tiga unit bus dan puluhan kendaraan pribadi roda empat, yang digunakan untuk mengangkut para peserta dari berbagai ranting di wilayah Blitar Raya. Hal ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi pencak silat dalam menjaga dan melestarikan budaya serta membina generasi muda.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemkab Blitar atas fasilitasi dan perhatian terhadap kegiatan ini,” ujar Tugas Nanggolo Yudo Dili Prasetiono, Ketua PSHT Cabang Kabupaten Blitar, yang akrab disapa Bagas Karangsono.
Prosesi pengesahan berjalan khidmat, tertib, dan penuh haru. Sebelum sampai pada titik ini, para calon warga telah melalui berbagai ujian fisik, mental, dan spiritual, sebagai bentuk pemantapan nilai-nilai PSHT.
Bagas menegaskan bahwa pengesahan bukan sekadar ritual rutin, melainkan titik balik dalam kehidupan para pendekar muda.
“Malam ini bukan akhir, justru awal dari tanggung jawab. Warga baru PSHT harus mampu menjadi contoh dalam kehidupan sosial, menjaga persaudaraan, dan ikut serta membangun daerah melalui semangat pengabdian,” ungkapnya.
Dalam pengesahan ini, PSHT juga menekankan komitmen kuat untuk mematuhi aturan dan menjaga kondusivitas wilayah. Bagas secara tegas menginstruksikan agar tidak ada konvoi dan seluruh peserta pulang secara tertib dan aman.
“Kami tekankan untuk seluruh warga baru, tidak ada konvoi dan pulang ke rumah dengan tertib aman,” tegas Bagas.
Lebih lanjut, ia menyayangkan adanya oknum-oknum di luar organisasi yang kerap menciptakan keributan dengan mengatasnamakan PSHT. Ia menegaskan bahwa pihaknya siap bersikap tegas terhadap siapa pun yang mencoreng nama baik organisasi.
“Bahkan tiap tahun kita selalu mematuhi aturan, tidak pernah konvoi dan tidak menggunakan roda dua untuk berangkat dan pulang pengesahan. Namun oknum sebelah yang mengatasnamakan organisasi kita lah yang harus ditindak tegas, termasuk mereka yang melanggar aturan maupun Maklumat Suro 2025,” imbuhnya.
“Selama ini kita telah mematuhi segala aturan. PSHT hanya ada satu, yaitu organisasi kita. Jika ada oknum yang mengatasnamakan PSHT dan membuat rusuh, kita tidak segan-segan ikut menumpasnya,” ucap Bagas penuh ketegasan.
Ia juga mengingatkan seluruh anggotanya untuk tidak mudah terpancing dan menjaga persatuan, sebagaimana nilai luhur yang diajarkan dalam organisasi.
“Jangan sampai ada perpecahan dan gangguan dari pihak luar yang mengatasnamakan organisasi kita. Kita junjung tinggi persaudaraan dan budi luhur seperti ajaran kita,” pungkasnya.
Prosesi pengesahan yang berlangsung hingga tengah malam ini mendapatkan pengawalan ketat dari unsur Polres Blitar, TNI, serta pengamanan internal PSHT. Tidak ada insiden berarti. Semua berjalan tertib, disiplin, dan penuh kekhidmatan.
Di antara para peserta, Santo, warga baru dari Kecamatan Kademangan, mengungkapkan rasa bangganya setelah menjalani seluruh proses.
“Saya merasa terhormat bisa disahkan malam ini. Ini bukan hanya tentang pencak silat, tapi tentang menjadi pribadi yang lebih kuat, berkarakter, dan berkomitmen pada nilai-nilai persaudaraan,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Kehadiran ratusan pesilat di pusat pemerintahan bukan sekadar seremoni. Ini adalah simbol bahwa PSHT tetap teguh berdiri sebagai wadah pembinaan karakter, penjaga tradisi, dan pencetak generasi muda yang tangguh. Organisasi yang berdiri sejak 1922 ini terus membuktikan eksistensinya sebagai benteng nilai-nilai luhur bangsa.
Dengan semangat “Setia Hati” dan nilai persaudaraan sejati, pengesahan malam itu ditutup dengan suasana haru, bangga, dan tekad kuat untuk terus mengabdi pada masyarakat dan negeri. (*)