Pansus Hunian Layak DPRD Surabaya Cari Referensi Rumah Murah di Kendal

3 Juli 2025 15:50 3 Jul 2025 15:50

Thumbnail Pansus Hunian Layak DPRD Surabaya Cari Referensi Rumah Murah di Kendal
Pansus Raperda Hunian Layak DPRD Kota Surabaya. (Foto: Dok. Pansus DPRD)

KETIK, SURABAYA – DPRD Surabaya melalui Panitia Khusus (Pansus) Raperda Hunian Layak melakukan peninjauan ke Kabupaten Kendal, Jawa Tengah pada Kamis 3 Juli 2025.

Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya benchmarking untuk mencari referensi penerapan hunian terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Surabaya.

Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko menjelaskan rombongan pansus meninjau langsung Perumahan Bumi Svarga Asri (BSA) yang berlokasi di Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Kendal.

Kawasan hunian seluas 4,2 hektare ini menjadi salah satu contoh nyata penyediaan rumah murah berbasis konsep rumah hijau untuk warga MBR.

“Perumahan BSA ini berdiri di atas lahan 4,2 hektare dengan total 386 unit rumah. Ini yang kami pelajari, apakah akan ada tahap-tahap berikutnya dengan konsep serupa,” ujarnya melalui keterangan tertulis.

Rumah di kawasan BSA memiliki tipe 36 dengan luas lahan 60 meter persegi, menyasar warga berpenghasilan rendah, termasuk para guru. Model prioritas bagi profesi guru ini dinilai sebagai langkah positif yang bisa menjadi contoh di Surabaya.

“Luar biasa, pemerintah Kendal memprioritaskan para guru untuk mendapatkan rumah di BSA. Ini akan kami adopsi sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kota Surabaya,” ujar Cak YeBe sapaan lekatnya.

Menurut pansus, pemerintah daerah perlu memiliki grand design penyediaan rumah murah untuk MBR, lengkap dengan target capaian dan rentang waktu yang jelas. Hal ini penting agar upaya mengatasi backlog perumahan bisa terukur dan terencana.

“Kami ingin tahu, berapa target ribuan unit rumah yang ingin disediakan pemerintah Kendal untuk MBR dalam beberapa tahun ke depan. Kalau Kendal bisa, Surabaya tentu tidak ada alasan untuk kesulitan,” tegas politisi Gerindra ini.

Dalam diskusi bersama jajaran Pemkab Kendal, Disperkim Kendal, Kantor Pertanahan Kendal, Dinas PUPR Kendal, serta pengembang PT Asattu, pansus mendapat penjelasan detail soal model perumahan MBR di Kendal. Selain rumah tapak, kawasan BSA juga dilengkapi dua blok rumah susun sederhana milik (rusunami) dan sembilan unit ruko.

Seluruh kawasan BSA berdiri di atas lahan seluas 4,2 hektare milik Bank Tanah Negara di bawah pengelolaan ATR-BPN. Rumah-rumah di sini dirancang ramah lingkungan dengan konsep rumah hijau.

Pansus juga mewawancarai salah satu penghuni perumahan, Tusyani, yang berprofesi sebagai tukang bangunan. Dia merupakan penerima manfaat program rumah MBR dengan skema pembayaran yang terjangkau.

“Total Down Payment saya Rp5 juta, angsurannya Rp1.060.000 per bulan dengan tenor 240 bulan,” ujar Tusyani.

Ketua Pansus Raperda Hunian Layak, Mohammad Saifuddin juga mengungkap ketersediaan lahan di Surabaya, khususnya di wilayah barat dan timur. Dia menilai pola pembangunan harus disesuaikan dengan karakteristik tanah masing-masing.

“Surabaya punya lahan di barat dan timur, meski kontur lahannya berbeda. Di timur, pembangunan vertical housing masih sangat mungkin,” ujarnya.

Berdasarkan data, Kendal menargetkan penyediaan 3.400 unit rumah bagi MBR dari total 34.000 MBR yang ada di daerah tersebut. Skema yang diterapkan di BSA dianggap sebagai salah satu model yang efektif karena memanfaatkan lahan Bank Tanah Negara milik ATR/BPN.

Pansus DPRD Surabaya berharap hasil kunjungan kerja ini dapat memperkaya materi penyusunan Raperda Hunian Layak, khususnya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah bagi warga MBR di Kota Pahlawan.

"Hasil kunjungan ini akan menjadi bahan penyusunan Raperda Hunian Layak Surabaya agar lebih adaptif, mengutamakan kebutuhan warga MBR, serta memperhatikan keberlanjutan konsep hunian yang ramah lingkungan," pungkas politisi Demokrat ini.(*)

Tombol Google News

Tags:

DPRD Surabaya Pansus Raperda Hunian Layak masyarakat MBR MBR Surabaya Yona Bagus Widyatmoko Yona Gerindra Surabaya