KETIK, MALANG – Pukis Abadi Kebumen jadi salah satu jajanan tradisional favorit warga Malang, terutama mahasiswa di kawasan Gerbang Belakang UIN Malang.
Dengan harga Rp10.000 per mika berisi delapan potong, kedai ini menawarkan pukis hangat dengan dua varian rasa, coklat dan keju.
Febri Maulana, 25 tahun, penjaga kedai asal Kebumen, menyebut pendapatan per hari bisa menembus lebih dari Rp1 juta.
“Bisa lebih dari sejuta dalam sehari,” ujarnya.
Rata-rata omzet harian berkisar Rp500.000 hingga Rp600.000, tergantung kepadatan pelanggan.
Sejak buka pukul 05.30 pagi, kedai ini sudah ramai dikunjungi mahasiswa dan warga sekitar yang mencari sarapan atau camilan praktis. Pukis dibuat langsung di tempat, sehingga pembeli selalu mendapatkan produk hangat. Konsistensi ini menjadi salah satu alasan kedai selalu ramai.
“Enak dan murah, cocok buat sarapan,” ujar salah satu mahasiswa UIN Malang.
Selain titik penjualan di UIN Malang, Pukis Abadi Kebumen telah berkembang menjadi jaringan usaha dengan 35 kedai di Malang dan puluhan cabang lain di Semarang, Kebumen, Purwokerto, dan Ciptung. Perluasan ini juga membuka peluang kerja bagi pekerja muda, terutama perantau dari Kebumen.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur. Mahasiswa dan masyarakat setempat banyak yang menikmati," ungkap Febri, penjaga kedai pukis di Gerbang Belakang UIN Malang.
Dengan omzet jutaan rupiah per hari, Pukis Abadi Kebumen membuktikan bahwa jajanan tradisional masih memiliki pasar kuat dan mampu bersaing di tengah maraknya bisnis kuliner baru.
