Omzet Bisnis Siswa Program Double Track Mencapai Rp 4,725 Miliar Hingga September 2025

10 Oktober 2025 07:00 10 Okt 2025 07:00

Thumbnail Omzet Bisnis Siswa Program Double Track Mencapai Rp 4,725 Miliar Hingga September 2025
Riko Ariel Hidayah dan Arini Pujiastuti siswa-siswi dari SMAN 1 Kendal ngawi menunjukkan salah satu produk fesyen. (Foto: Fitra/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Program SMA Double Track telah berjalan tujuh tahun. Selama periode itu, sebanyak 144 sekolah di Jawa Timur telah bergabung, dimana terdapat total 1.600 Kelompok Usaha Siswa (KUS) yang melibatkan lebih dari 9.600 siswa.

Para siswa telah berproses sejak Januari hingga Desember 2025 dalam bidang keterampilan berbasis minat, seperti tata boga, desain grafis, multimedia, tata busana, hingga digital marketing.

Ketua Program SMA Double Track ITS, M. Zainul Asrori menjelaskan, hingga September 2025, total omzet bisnis siswa doble track Mencapai Rp 4,75 miliar. Sebuah peningkatan siginifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

“Angka ini bukan sekadar nominal, tetapi simbol keberhasilan pendidikan vokasional yang mampu menumbuhkan semangat mandiri, kreatif, dan berdaya saing di kalangan pelajar SMA,” katanya saat dikonfirmasi pada Jumat, 10 Oktober 2025. 

Salah satu SMA Double Track yang merasakan manfaatnya adalah SMA Negeri 1 Kendal, Ngawi, Jawa Timur. Sekolah ini memberikan pelatihan bidang tata busana.

Trainer Double Track, SMAN 1 Kendal, Ngawi, Suyitno menjelaskan Kegiatan pelatihan tata busana yang diberikan kepada siswa di sana sudah berjalan satu tahun.

"Selama satu tahun itu, (omzet) kami bisa sekitar Rp 50 jutaan lebih," katanya saat ditanya Ketik pada acara Millenial Entrepreneur Award (MEA) 2025 di Graha ITS, Surabaya.

Suyitno melanjutkan, produk fesyen yang dibuat oleh siswa-siswi SMAN 1 Kendal, Ngawi juga sudah dikenal banyak orang. Bahkan beberapa di antaranya berhasil merambah ke daerah lain di luar Ngawi.

"Pesanan kami ada di Magetan juga dan Ngawi. Biasanya yang pesan dari sekolah-sekolah," ungkapnya.

Saat tahun ajaran baru, Suyitno mengaku banyak menerima orderan. Saat banyak permintaan ini, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Alhasil SMAN 1 Kendal, Ngawi bekerja sama dengan beberapa UMKM lokal

."Memang kendalanya di sini belum ada konveksi besar. Tapi itu justru menjadi peluang yang bagus untuk kami," terangnya.

Beberapa produk fesyen sudah banyak dibuat oleh siswa-siswi SMAN 1 Kendal, Ngawi. Beberapa produk tersebut seperti, topi, outer, kerudung sekolah, dan beberapa aksesoris.

"Selain itu kami mendorong siswa-siswi untuk menjadi affiliate di e-commerce. Jadi pasarnya lebih luas lagi," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

fesyen fesyen Surabaya ITS SMA Double Track SMAN 1 Kendal SMAN 1 Kendal Ngawi