KETIK, MALANG – Keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Malang kembali marak, terutama pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Meski rutin ditertibkan Satpol PP, para gepeng kerap kembali mengais rezeki di sejumlah titik Kota Malang.
Hal tersebut disampaikan Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono. Menurutnya, persoalan gepeng hampir terjadi setiap hari dan tidak hanya muncul saat momen Nataru.
"Gepeng seperti badut pengamen, manusia silver, itu kan sebenarnya permasalahan setiap hari ada. Kami juga melakukan penertiban," ujarnya, Selasa, 30 Desember 2025.
Heru menilai aktivitas gepeng cenderung mengalami peningkatan di sejumlah titik tertentu, meski bersifat relatif karena di beberapa lokasi justru terjadi penurunan.
Seperti gepeng yang sebelumnya banyak mangkal di kawasan Dieng, kini mulai beralih ke Jalan Veteran. Selain karena Jalan Veteran lebih ramai pengguna jalan, peralihan lokasi tersebut juga dilakukan untuk menghindari penertiban.
"Jadi di Dieng itu sering kami tertibkan, nah mereka larinya ke Jalan Veteran. Makanya Dieng itu pecah, ke selatan itu ke perempatan Mergan kemudian yang ke utara itu ke Veteran," jelas Heru.
Selain di lokasi tersebut, beberapa titik lain yang menjadi sasaran gelandangan dan pengemis ialah di Exit Tol Madyopuro, perempatan Kaliurang, dan jalan lainnya.
"Kalau manusia silver mereka datangnya sendiri-sendiri. Tapi untuk yang pengemis itu ada yang datangnya rombongan," lanjut Heru.
Satpol PP Kota Malang rutin melakukan patroli untuk menertibkan gelandangan dan pengemis, terutama ketika banyak aduan dari masyarakat.
Namun pada momen Nataru, gepeng terus berdatangan kembali ke Kota Malang. Menurut Heru, kondisi tersebut dipicu ramainya pengunjung dari berbagai daerah yang datang ke Kota Malang.
"Itu seolah sudah menjadi mata pencaharian, jadi profesi. Setelah penertiban, kalau masih anak-anak ya kami koordinasikan dengan pihak kelurahan. Sama-sama dijaga supaya gak sampai mengemis atau menjadi gepeng lagi," tutupnya.
