KETIK, MALANG – Pusat Studi dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan (Pusdipwasbang) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang mendorong pemerintah memberikan Gelar Pahlawan Nasional kepada Mr. Ali Sastroamidjojo, Ketua Umum Penyelenggara KAA Bandung 1955.
Kepala Pusdipwasbang Unitri Malang, Agustinus Ghunu, SE., M.MA., M.AP., menyampaikan, pihaknya terus konsisten menggaungkan usulan Mr. Ali Sastroamidjojo sejak Seminar Nasional Memperingati 67 Tahun KAA Bandung pada 5 April 2022 yang lalu di Unitri Malang hingga di Seminar 70 Tahun KAA Bandung di Museum Bung Karno, Blitar.
Menurut Agustinus, Mr. Ali Sastroamidjojo berperan besar dalam diplomasi hingga menghadirkan 29 negara peserta dan melahirkan Dasasila Bandung.
Agustinus menambahkan, Mr. Ali Sastroamidjojo memiliki peran besar dalam diplomasi yang menghadirkan 29 negara peserta dan melahirkan Dasasila Bandung, yang menjadi tonggak penting sejarah diplomasi Indonesia.
"Kolaborasi Presiden Soekarno dan Mr. Ali Sastroamidjojo telah berdampak terhadap geopolitik internasional dan membuka mata dunia atas terselenggaranya KAA Bandung 1955 yang sukses itu,” kata Agustinus, Minggu, 2 November 2025.
Pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk Mr. Ali Sastroamidjojo ini bukanlah hal baru. Agustinus menyatakan bahwa inisiatif tersebut sudah diajukan beberapa kali, tepatnya pada tahun 2023, 2024, dan 2025. Ia menaruh harapan besar agar usulan ini dapat disetujui oleh Presiden Prabowo pada tahun ini.
Ia menilai, Mr. Ali Sastroamidjojo sangat layak diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Menurutnya, penghargaan itu penting agar jasa-jasa beliau sebagai tokoh pejuang kemerdekaan tidak terlupakan dan terus dikenang oleh bangsa Indonesia.
“Seluruh persyaratan lengkap dan terpenuhi serta telah mengikuti seluruh proses dan tahapan pengusulan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan sehingga kami terus konsisten gaungkan usulan tersebut, agar Mr. Ali Sastroamidjojo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun ini oleh Presiden Prabowo Subianto, kita menunggu goodwill dari Pemerintah Pusat," jelasnya.
Agustinus juga menyatakan sepenuhnya sependapat dengan Presiden Kelima RI sekaligus Ketua PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Ia menekankan, pemerintah dalam memberikan gelar Pahlawan Nasional perlu mempertimbangkan rekam jejak perjuangan, nilai kemanusiaan, serta tanggung jawab moral seorang tokoh terhadap bangsa.
Sebagai informasi, arsip dan dokumen asli Konferensi Asia-Afrika 1955 telah diakui UNESCO dan masuk dalam daftar Memory of the World pada Oktober 2015.
"Pengakuan itu menegaskan dampak positif KAA Bandung bagi dunia internasional serta menyoroti peran sentral Presiden Soekarno dan Mr. Ali Sastroamidjojo dalam penyelenggaraannya," tegas Agustinus.
Untuk diketahui, dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) Bandung 1955, Megawati Institute menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk Bung Karno in a Global History di Museum Bung Karno, Blitar pada Sabtu, 1 November 2025.
Kegiatan ini menjadi momentum refleksi global atas peran Indonesia dalam memperjuangkan solidaritas Asia-Afrika dan perdamaian dunia.
Presiden Kelima Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri, hadir sebagai pembicara kunci. Sejumlah akademisi dan peneliti internasional juga menjadi narasumber, antara lain Connie Rahakundini Bakrie (Indonesia/Rusia – St. Petersburg State University), Jovan Čavoški (Serbia – Institute for Recent History of Serbia, Belgrade), serta Beatriz Bissio (Brazil/Uruguay – Federal University of Rio de Janeiro, Brazil).
Turut hadir dari Unitri Malang, Pembina Pusdipwasbang Prof. Ir. Wani Hadi Utomo, Ph.D.,Kepala Pusdipwasbang Unitri Malang, Agustinus Ghunu, SE., M.MA., M.AP. dan salah satu Dosen Unitri Noviana Yaniar, S.Si., M.M.
