KETIK, MALANG – Tak hanya keindahan alam, Kota Batu juga memiliki destinasi wisata sejarah. Salah satu destinasi wisata tersebut adalah Makam Dinger, yang terletak di Desa Tulungrejo Kota Batu.
Makam Dinger merupakan tempat persemayaman Graff Jan Dinger, dan istrinya, Elisabeth Malvine Ernestine. Dinger dikenal sebagai tuan tanah di kawasan tersebut.
Dinger lahir di Amsterdam, Belanda, 16 Agustus 1835. Ia merupakan salah satu direktur Bank Escompto, sebuah bank dagang Belanda yang kemudian menjadi Bank Mandiri.
Selain itu, Dinger juga merupakan pemilik kebun kina, tebu, teh, dan kopi di seputaran wilayah Batu. Salah satu kebunnya kini menjadi kompleks makamnya.
Bangunan makam Dinger yang kini berada di tengah perkebunan warga. Tak tampak lagi kolam yang pernah mengelilingi bangunan mausoleum ini. (Foto: Dendy Ganda/Ketik.com)
Makam Dinger memiliki desain khas kolonial. Dulunya, bangunan mausoleum ini dikelilingi kolam. Terdapat tulisan "Graaf Familia Dinger" yang artinya Makam Keluarga Dinger dan tulisan "Anno 1917" yang menandakan tahun bangunan tersebut dibuat pada tahun 1917.
Saat ini, mauseloum Dinger telah kosong. Jasad pria asal Belanda tersebut dan istrinya telah pulang ke tanah kelahiran mereka.
Bangunan tersebut kini telah berubah fungsi, menjadi tempat penyimpanan perlengkapan pemakaman warga setempat.
Mauseoleum yang dulu indah kini kusam berjamur. Kolam yang dulu mengelilingnya pun sudah lenyap, hanya tersisa sebuah jembatan kecil.
Statusnya sebagai cagar budaya tak membuat Makam Dinger mendapat perhatian lebih, termasuk dari wisatawan. Miris, karena tak jauh dari situ terdapat pemberhentian bus, bagi wisatawan yang hendak berwisata ke Coban Talun.
Rafi, salah seorang pemuda setempat, menyebut nyaris tak ada wisatawan yang mampir ke Makam Dinger. Hal ini, sambungnya, karena tak ada informasi yang diberikan oleh pemandu wisata kewisatawan tersebut.
"Jadi wisatawan hanya lewat tanpa pernah tahu bahwa di jalur yang mereka lewati ada tempat bersejarah," sesalnya.
