KETIK, MALANG – Muhammad Mahir Qushoyyi, mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) menunjukkan ketangguhannya dalam melawan musuh selama pertandingan Hapkido Porprov IX Jatim 2025.
Meskipun sempat cedera sebelum bertanding, si pendatang baru itu berhasil menyuri emas untuk Kota Malang.
Mahir tampil pada nomor pertandingan Individual U-78 kg Putra. Ia menceritakan sempat mengalami cedera ligamen (ATFL) pada 4 hari sebelum pertandingan. Insiden tersebut membuatnya ragu dan pesimis mampu bertanding mewakili Kota Malang.
"Dulu sebelum bertanding, H-4 saya kena ATFL sampai hari-H pertandingan masih sakit. Sempat down juga tapi antisipasinya oleh pelatih direhab, soalnya pelatihnya juga personal therapy jadi tahu yang terbaik bagi atletnya," ujarnya, Jumat 4 Juli 2025.
Motivasi dan dukungan dari pelatih maupun rekan sesama atlet membuat kepercayaan dirinya meningkat. Selama pertandingan, Mahir harus menahan rasa sakit di kakinya.
"Saat main cukup dijaga angkelnya agar tidak geser-geser. Pas main rasanya sakit, tapi saya tahan sampai dapat juara," lanjutnya.
Mahasiswa Fakultas Teknik Unisma itu merupakan pendatang baru di dunia Hapkido. Meskipun baru menekuni olahraga bela diri asal Korea selama satu tahun, namun Mahir mampu menunjukkan taring di Porprov pertama yang diikutinya itu.
"Ini pertama kali dapat emas, dan pertama kali juga ikut Porprov. Dari latihan, saya diyakini oleh pelatih bahwa saya bisa menang," jelasnya.
Sebelum menggeluti Hapkido, Mahir sudah terlebih dahulu memiliki keterampilan di dunia pencak silat.
Menurutnya terdapat beberapa tantangan yang harus ia hadapi saat beralih dari silat ke Hapkido, yakni tendangan kepala.
"Tim kami yakin bisa menang, kuncinya di latihan. Pada latihan awal biasanya sebanyak 4 kali, tapi menjelang 3 bulan terakhir menjadi 2 kali sehari, istirahat hanya di hari Minggu," pungkasnya. (*)