Kuliah Tamu Unesa: Pendidikan Nonformal sebagai Solusi Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

1 Agustus 2025 20:48 1 Agt 2025 20:48

Thumbnail Kuliah Tamu Unesa: Pendidikan Nonformal sebagai Solusi Inklusif untuk Penyandang Disabilitas
Pemberian Sertifikat dari Koorprodi S2 Pendidikan Nonformal Dr Wiwin Yulianingsih, S.Pd., M.Pd.(kiri) kepada Prof Nor Wahiza Abdul Wahat (kanan) sebagai Guest Lecturer pada Jumat, 1 Agustus 2025. (Foto: Adinda Sabrina/ Ketik)

KETIK, SURABAYA – Program Studi S1 dan S2 Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar kuliah tamu dengan menghadirkan Prof. Madya Dr. Nor Wahiza Abdul Wahat dari Universiti Putra Malaysia (UPM), Jumat, 1 Agustus 2025. 

Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Fakultas lantai 2 FIP Unesa ini mengangkat tema 'Nonformal Education in Inclusive Agro Project for Visually Impaired Community Members in Malaysia'. 

Dalam pemaparannya, Prof. Nor Wahiza menekankan bahwa pendidikan nonformal memainkan peran transformatif dalam mempromosikan praktik inklusif di bidang pertanian. Menurutnya, pendidikan nonformal memiliki fleksibilitas dan inovasi yang tidak konvensional, serta jangkauan yang lebih luas untuk kelompok marjinal termasuk penyandang disabilitas.

“Pendidikan nonformal adalah landasan alternatif bagi kelompok disabilitas untuk mengakses ilmu dan keterampilan yang tidak dapat dicapai melalui pendidikan formal," ujar Nor Wahiza. 

Mengulas proyek pertanian inklusif yang dilaksanakan di Malaysia, Wahiza memaparkan bahwa program tersebut merupakan bagian dari kerja sama antara UPM dan Malaysian Association of the Blind (MAB).

Sejak diluncurkan pada Januari 2024, program ini telah melatih 13 peserta, termasuk 10 tunanetra, dalam budidaya jamur tiram abu-abu. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek teknis pertanian serta pemberdayaan psikososial.

“Komunitas yang kurang terlayani, seperti penyandang disabilitas, menghadapi tantangan sistemik dan individual dalam akses pendidikan dan mata pencaharian. Di sinilah pendidikan nonformal berperan strategis,” ujar Prof. Wahiza.

Ia menambahkan bahwa penggunaan teknologi seperti aplikasi berbasis Internet of Things (IoT) telah membantu memandu para peserta dalam proses pertanian secara mandiri, meski mereka memiliki keterbatasan penglihatan.

Koorprodi Program Studi S2 Pendidikan Nonformal UNESA, Dr. Wiwin Yulianingsih, S.Pd., M.Pd., menyambut positif kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa kerja sama ini membuka peluang kolaborasi strategis, terutama dalam bidang riset dan publikasi internasional.

“Kami sangat senang bisa menjalin kemitraan dengan universitas luar negeri seperti UPM. Harapannya, kolaborasi ini bisa dikembangkan tidak hanya dalam aspek pendidikan tetapi juga riset bersama dan publikasi internasional, khususnya yang terindeks Scopus,” tuturnya. 

Ia juga berharap agar mahasiswa yang mengikuti seminar ini memperoleh wawasan baru.

“Setelah seminar ini, mahasiswa bisa mendapatkan gagasan, inspirasi, dan insight baru, terutama dalam bidang pelatihan yang termasuk dalam pendidikan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya inklusi Dr Wiwin Yulianingsih Prof Nor Wahiza Abdul Wahat Malaysian Association of the Blind Universiti Putra Malaysia