KETIK, BANYUWANGI – Warga Jember di kawasan timur terpaksa menempuh jalur ekstrem melewati lereng Gunung Gumitir untuk mendapatkan BBM di Banyuwangi. Jalur alternatif berupa jalan setapak dan berbatu melewati perkebunan jadi satu-satunya akses setelah jalur utama ditutup.
Hal ini merupakan dampak dari krisis distribusi BBM yang terjadi di Jember sejak Sabtu, 26 Juli 2025 lalu.
Pantauan Ketik pada Rabu, 30 Juli 2025, warga dari Desa Garahan, Desa Sumberkalong hingga sejumlah desa dari Kecamatan Mayang tampak mengantre di SPBU Krikilan, Glenmore. Mereka membawa motor yang sebagian diantaranya dilengkapi dengan jeriken. Beberapa bahkan membawa dua kendaraan sekaligus.
Siti Saidah, warga Kalisat, mengaku berangkat sejak sebelum subuh dan baru mendapat 10 liter bensin pada sore hari. Menurutnya, stok BBM di Jember sangat terbatas dan antreannya panjang. Sementara harga eceran terlalu mahal. “Kalau pun dapat, paling hanya cukup dua hari,” ujar perempuan yang bekerja sebagai penjual cilok keliling ini.
Farida, warga Kecamatan Mayang, Jember harus menempuh 40 kilometer demi mendapatkan BBM di Banyuwangi. Tak sendiri, ia mengajak suami dan seorang anaknya berburu BBM di kabupaten sebelah. Mereka kemudian berpencar dengan antre di tiga SPBU berbeda.
“Kalau beli eceran, harganya mencapai Rp25 ribu per liter, sedangkan kita buruh harian yang upahnya hanya Rp50 ribu. Sangat memberatkan,” katanya.
Sebagai masyarakat ekonomi bawah, Farida berharap krisis distribusi BBM yang terjadi di Jember segera teratasi.
Pantauan Ketik di lapangan, lonjakan pencari BBM dari Jember menyebabkan antrean panjang di sejumlah SPBU Banyuwangi kawasan barat yang berdekatan dengan Jember. Seperti Kalibaru, Krikilan, dan Curahketangi. Antrean juga mulai tampak di SPBU Tegalyasan dan Kembiritan.
Diberitakan sebelumnya, krisis BBM di Jember hanya berselang dua hari setelah penutupan total Jalur Gumitir pada Kamis, 24 Juli 2025. Penutupan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim Bali.
Penutupan total akan dilakukan hingga dua bulan ke depan, untuk perbaikan Jalur Gumitir. Jalur ini merupakan akses utama distribusi BBM dari Banyuwangi ke Jember.
Merespon krisis distribusi BBM di wilayahnya, Bupati Jember, Muhammad Fawait telah mengambil kebijakan taktis dengan kembali meminta Pertamina menambah pasokan BBM ke Jember. Selain itu, Pemkab Jember juga telah mengirim surat protes resmi kepada pemerintah pusat atas dampak dari penutupan Jalur Gumitir.
Bupati Fawait juga mengeluarkan edaran yang memerintahkan seluruh sekolah -negeri maupun swasta- yang berada di bawah Diknas Pemkab Jember, untuk menggelar sekolah secara daring. Adapun sekolah di bawah Kementerian Agama dan Pemprov Jatim, di harapkan untuk menyesuaikan. (*)