Kirab Bersih Nagari Jadi Puncak Hari Jadi Tulungagung ke-820

19 November 2025 07:20 19 Nov 2025 07:20

Thumbnail Kirab Bersih Nagari Jadi Puncak Hari Jadi Tulungagung ke-820
Suasana saat Buceng Lanang dan Buceng Wadon tiba Di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Kabupaten Tulungagung. (Foto : Sugeng/ketik.com)

KETIK, TULUNGAGUNG – Ribuan warga berkerumun di sepanjang jalan protokol Kabupaten Tulungagung untuk menyaksikan Kirab Bersih Nagari yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten [Nama Kabupaten] yang ke-820, Selasa, 18 November 2025. 

Acara tahunan yang kental dengan nuansa budaya ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga wujud rasa syukur dan doa tolak bala bagi keselamatan daerah.

 

Prosesi Adat Penuh Makna

Kirab dimulai sekitar pukul 08.00 WIB, diawali dengan upacara atau apel di halaman kantor Pemkab. Tulungagung, yang dipimpin langsung oleh Bupati H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E.

Rombongan inti Kirab terdiri dari Kereta Kencana yang membawa, tak ketinggalan cucuk lampah pembawa tombak pengiring Pataka Lambang Daerah dan Tumpeng Agung (biasanya Tumpeng Lanang dan Tumpeng Wadon) yang menjadi simbol kemakmuran dan kesuburan.

Buceng Lanang merupakan gunungan nasi kuning lengkap dengan lauk pauk, melambangkan kekuatan dan kemakmuran. Sedangkan Buceng Wadon adalah gunungan nasi yang di hiasi dengan sayur mayur dan buah-buahan, simbol kesuburan dan keseimbangan alam.

Keduanya dibawa masuk ke pendopo untuk didoakan, sebagai bentuk permohonan berkah bagi seluruh masyarakat Tulungagung.

 

Parade Budaya Memukau

Kemeriahan Kirab semakin terasa dengan penampilan ragam seni dan budaya lokal. Beberapa kelompok kesenian yang ikut tampil antara lain Reog Kendhang, Tari Remo, atau Jaranan, yang atraksinya berhasil memukau penonton.

Kirab dipimpin langsung oleh Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, SE ME, bersama Wakil Bupati H. Ahmad Baharudin, SM, dan jajaran Forkopimda yang menaiki kereta kuda. Di belakangnya, para kepala OPD dan camat turut serta dengan becak hias, menciptakan suasana guyub yang menyatukan pemimpin dan rakyat dalam satu barisan.

Setibanya di pendopo, prosesi dilanjutkan dengan pembacaan sejarah berdirinya Kabupaten Tulungagung, merujuk pada Prasasti Lawadan yang menjadi tonggak identitas daerah.

Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, S.Sos., secara simbolis menyerahkan Pataka Lambang Daerah kepada Bupati sebagai bentuk estafet tanggung jawab dan cita-cita bersama.

Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu menegaskan makna dari upacara ini sebagai wujud syukur dan harapan. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kerukunan, dan semangat membangun.

“Dengan semangat guyub rukun, lohjinawi, karta raharja, kita wujudkan Tulungagung yang ayem tentrem dan sejahtera,” ujarnya.

Gatut Sunu juga berharap selama masa pemerintahannya lima tahun ke depan, seluruh program pembangunan dapat berjalan lancar dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Sementara itu, Ketua Panitia Hari Jadi Tulungagung, Fuad Saiful Anam, memaparkan sekilas sejarah Kabupaten Tulungagung yang tercatat dalam Prasasti Lawadan bertuliskan “Sukra Suklapaksa Manga Siramasa.” Dari prasasti tersebut diketahui bahwa Tulungagung resmi berdiri pada 18 November 1205 Masehi, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi sejak sekitar tahun 2003.

Prasasti itu diberikan oleh Raja Daha, Kertajaya, sebagai bentuk penghargaan atas kesetiaan masyarakat Thani Lawadan dalam menghadapi serangan musuh dari arah timur Daha.

Fuad menambahkan, peringatan tahun ini tidak mengalami perubahan signifikan, namun panitia tetap memberikan sentuhan kreativitas tanpa meninggalkan pakem tradisi.

“Biasanya kirab Pataka ke seluruh wilayah negeri hanya diikuti pemerintah, tahun ini juga diikuti komunitas aktor. Untuk dalang yang biasanya didatangkan dari luar daerah, sekarang kami gunakan dalang lokal,” jelasnya

Kegiatan Bersih Nagari ini adalah tradisi luhur yang harus terus kita jaga. Ini merupakan bentuk syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan keselamatan yang dilimpahkan kepada seluruh masyarakat Tulungagung" pangkasnya. 

Upacara ditutup dengan pembacaan doa, wilujengan, dan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur. Tumpeng diserahkan kepada Wakil Bupati dan Ketua DPRD sebagai lambang sinergi antar pemangku kepentingan.

Sebagai penutup, Buceng Lanang dan Buceng Wadon diarak menuju gerbang pendopo untuk diperebutkan oleh masyarakat. Tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan simbol berbagi berkah dan mempererat ikatan sosial di tengah masyarakat Tulungagung.

 

Harapan untuk Masa Depan

Dengan tema Hari Jadi tahun ini, "Tulungagung Bersatu Satukan Langkah Untuk Tulungagung Maju", 

Kirab Bersih Nagari diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan antar warga, serta menguatkan semangat gotong royong dalam membangun kabupaten menjadi lebih maju dan sejahtera. 

Tradisi ini juga menjadi penanda penting bahwa kekayaan budaya lokal tetap lestari di tengah perkembangan zaman. (*)

Tombol Google News

Tags:

#kirabpatakq #bersihnagari #kabuoatentulungagung #hutkabuoatenTulungagung