KETIK, PEMALANG – Pendangkalan dan penumpukan sampah di sejumlah saluran irigasi sekunder wilayah Kecamatan Ulujami dan Comal, Kabupaten Pemalang, menjadi perhatian serius Kelompok Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Comal. Meski terkendala keterbatasan anggaran, pihak PSDA memastikan langkah penanganan tetap berjalan dengan cara manual.
Koordinator PSDA Wilayah Comal, Kristiawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan masyarakat terkait pendangkalan di beberapa titik, seperti di Ambowetan hingga Samong di Kecamatan Ulujami, serta di Purwoharjo dan Kauman di wilayah Comal.
“Untuk di Ulujami, khususnya dari Ambowetan sampai Samong, informasinya akan ada kegiatan pemeliharaan atau kurasan. Teman-teman di lapangan juga sudah kami arahkan melakukan pembersihan awal, seperti merapikan rumput dan mengangkat sedimen,” ujar Kristiawan, Kamis, 16 Oktober 2025.
Menurutnya, kegiatan normalisasi di lokasi tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu nanti dan dilakukan secara manual, karena medan saluran tidak memungkinkan untuk penggunaan alat berat.
Sementara itu, di wilayah Comal, Kristiawan menuturkan bahwa dua titik utama, yakni di KET 13 dan KIB Purwoharjo, sudah mendapatkan penanganan menggunakan alat berat beberapa waktu lalu. Namun, keterbatasan sumber daya membuat normalisasi di titik lain harus dilakukan secara bertahap.
“Kami ini mendapat tugas pembantuan operasi dan pemeliharaan dari kementerian, bukan kegiatan dengan anggaran besar. Jadi kami harus membuat skala prioritas mana yang paling mendesak ditangani,” jelasnya.
Kristiawan menambahkan, kendala utama PSDA bukan pada tenaga kerja, melainkan pada keterbatasan anggaran operasional. Meski demikian, petugas di lapangan tetap aktif melakukan perawatan rutin terhadap saluran irigasi di wilayah masing-masing.
“Kalau kondisi darurat, kami bisa kerahkan beberapa petugas sekaligus untuk membersihkan saluran secara manual. Yang penting aliran air tetap lancar dan bisa dimanfaatkan petani,” katanya.
Menanggapi laporan adanya tumpukan sampah di pintu air Desa Kauman, Comal, Kristiawan mengaku telah menindaklanjuti dengan mengarahkan tim di lapangan untuk segera melakukan pembersihan. Selain itu, debit air dari hulu juga ditambah guna membantu penggelontoran kotoran dan menyiapkan pembasahan lahan bagi petani.
“Hari ini debit air sudah kami tambah agar bisa membantu membersihkan saluran sekaligus mempersiapkan lahan tanam,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kristiawan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kebersihan saluran air di sekitar tempat tinggal mereka.
Menurutnya, keberhasilan sistem irigasi tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kepedulian warga dalam merawat lingkungan.
“Kami tetap berupaya maksimal dengan segala keterbatasan. Tapi dukungan masyarakat juga penting supaya saluran tidak cepat dangkal atau tersumbat,” pungkasnya.(*)