Kelembaban Udara Tinggi pada Akhir November 2025, BMKG Ungkap Penyebabnya

27 November 2025 03:09 27 Nov 2025 03:09

Thumbnail Kelembaban Udara Tinggi pada Akhir November 2025, BMKG Ungkap Penyebabnya
Ilustrasi kelembaban udara (Foto: Freepik)

KETIK, SURABAYA – Puncak musim hujan dirasakan pada akhir bulan November 2025. Hujan dengan intensitas sedang dan tinggi menyebabkan kelembaban udara cukup tinggi.

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kelembaban udara cukup tinggi akibat lapisan bawah hingga atas.

“Jadi masih tinggi potensi terjadinya awan-awan,” ujar Shanas Prayuda, prakirawan BMKG Juanda, Sidoarjo, Rabu, 26 November 2025.

Shanas menjelaskan, angka kelembaban tercatat 60 hingga 100 persen. Prediksi angka kelembaban udara bisa terjadi di Kota Surabaya dan beberapa daerah di wilayah Jawa Timur.

Berdasarkan pantauan Ketik.com, pada saat hujan dan sesudah hujan, udara terasa gerah. Baik hujan pada siang, malam atau pagi hari.

Berdasarkan prediksi BMKG, empat hari ke depan di beberapa wilayah Jawa Timur masih terjadi hujan dengan intensitas sedang dan tinggi. Bahkan terjadi angin kencang dan petir.

Menurut data BMKG, kelembaban udara disebabkan banyaknya kandungan uap air dalam udara. Uap air tersebut berasal dari penguapan air laut, danau, tanah maupun respirasi dari tumbuhan.

Semakin tinggi suhu udara, bertambah besar kemampuan udara menampung uap air. Kelembaban yang tinggi mengakibatkan berpotensi terbentuknya awan dan hujan.

Kelembaban tinggi, berdasarkan pantauan BMKG, bisa mencapai angka lebih dari 80 persen. Hal ini bisa membuat tubuh sulit mendinginkan lewat keringat. 

Kelembaban tinggi diprediksi menyebabkan pertumbuhan jamur dan korosi logam. Udara dengan kelembaban tinggi juga terasa lebih panas karena keringat sulit keluar.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kelembaban udara BMKG Surabaya