KETIK, PACITAN – Setelah dimutasi dari jabatan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pacitan, Munirul Ichwan kini resmi menempati posisi baru sebagai Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan.
Pelantikan Munirul berlangsung pada Kamis, 24 Oktober 2025, bersamaan dengan pengukuhan sejumlah pejabat lainnya oleh Bupati Pacitan.
Di posisi barunya, Munirul menegaskan akan menjadikan kebersihan kawasan wisata sebagai prioritas utama, sebagai langkah awal pembenahan sektor pariwisata Pacitan ke depan.
Menurutnya, tata kelola dan kebersihan yang baik akan menciptakan kenyamanan bagi wisatawan serta berdampak pada peningkatan kunjungan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Tentunya fokus kami peningkatan PAD, kontrol dan awasi hal-hal yang sudah dilakukan. Dan strategi awalnya adalah pengelolaan kebersihan wisata,” ujar Munirul Ichwan, Kamis, 30 Oktober 2025.
Selain pembenahan tata kelola, Munirul juga menyiapkan strategi promosi intensif menjelang libur akhir tahun.
“Kita manfaatkan momen dekat ini, liburan, weekend, Natal, dan Tahun Baru untuk menarik kunjungan. Kita promosi lewat media sosial, menampilkan foto-foto yang bagus dan menarik. Ada interaksi dengan netizen, dan kalau ada kritik ya kita tanggapi. Itu bagian dari komunikasi publik yang harus dijaga,” katanya.
Untuk mewujudkan rencananya, Disparbudpora bakal menggelar Festival Karawitan di Pantai Pancer Dor, khusus untuk pelajar SD hingga SMA. Selain itu, mereka juga akan menyelenggarakan kegiatan Rawat Jagat di Pantai Pangasan sebagai bagian dari upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
"Sementara ada dua agenda yang sudah masuk jadwal," ucapnya.
Sementara dari sisi keamanan, Munirul menyebut, dalam waktu dekat pihaknya bersama Polres Pacitan akan melakukan asesmen terhadap sejumlah lokasi wisata yang dinilai berisiko tinggi, terutama kawasan pantai.
Termasuk memberikan pelatihan kepada life guard untuk memberikan pengawasan, pertolongan atau penyelamatan wisatawan yang terkena musibah pada lokasi wisata.
“Tenaganya sudah ada, tapi rasio dan keterampilannya masih belum cukup. Tahun ini kita adakan pelatihan dan asesmen kesiapan. Tanda bahaya juga sudah kami pasang dan akan diperbarui bila sudah waktunya diganti,” terangnya.
Ia juga menyinggung soal pembangunan sarana ekonomi di sekitar objek wisata, seperti kios dan warung, agar tetap memperhatikan aspek tata ruang dan izin aset daerah.
Menurutnya, hal ini penting untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan kawasan wisata. Sesuai harapan pemerintah.
“Silahkan kalau mau jualan di tempat wisata asal juga ikut bertanggung jawab menjaga kenyamanan wisatawan dan kebersihan,” tutupnya.(*)
