KETIK, SAMPANG – Maraknya praktik sabung ayam yang diduga menjadi ajang perjudian di Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, mendapat perhatian dari aparat kepolisian setempat.
Kapolsek Sokobanah, Iptu Sujiyono, berjanji akan menindak dan membubarkan kegiatan tersebut.
"Terima kasih informasinya. Kami akan tindaklanjuti. Cuma hari ini saya masih di Sampang. Jika saya di Sokobanah, kami akan bubarkan sabung ayam tersebut," ujarnya, Selasa, 12 Agustus 2025.
Sebelumnya, di tengah upaya pemberantasan praktik perjudian yang gencar dilakukan Presiden Prabowo Subianto, aktivitas sabung ayam justru kembali marak di wilayah hukum Polres Sampang. Fenomena ini memunculkan pertanyaan publik mengenai keseriusan aparat penegak hukum dalam memberantas pelanggaran hukum di daerah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Ketik, praktik sabung ayam berlangsung terbuka di sejumlah titik, terutama di Dusun Polai, Desa Bira Tengah. Ironisnya, hingga kini belum terlihat adanya tindakan tegas dari pihak kepolisian setempat.
"Di wilayah Kecamatan Sokobanah masih marak judi sabung ayam, khususnya di Bira Tengah. Sepertinya kegiatan itu berjalan aman tanpa tindakan dari Polres Sampang,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, kegiatan sabung ayam biasanya digelar secara dadakan dan berpindah-pindah lokasi untuk menghindari pantauan publik maupun aparat. Namun, bukannya diberantas, praktik ini terkesan dibiarkan tanpa penegakan hukum yang jelas.
"Kami ingin aparat penegak hukum, khususnya Polres Sampang, segera membongkar praktik perjudian sabung ayam di Bira Tengah. Pada 8 Agustus 2025 lalu, kegiatan tersebut masih berlangsung di Dusun Polai," jelasnya.
Ia juga menyebut salah satu oknum yang diduga menjadi pengelola sabung ayam berinisial MSN. Warga mendesak agar Polres Sampang tidak menutup mata terhadap praktik ilegal tersebut.
"Kami berharap Polres Sampang menangkap oknumnya. Jangan biarkan kegiatan ini terus berlangsung, karena sabung ayam tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial serta merusak moral masyarakat, khususnya generasi muda," tegasnya.(*)
