KETIK, MALANG – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menerima 145 siswa Papua yang berasal dari program Afiliasi Pendidikan Menengah (ADEM) Kemendikdasmen RI. Mereka akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA di 36 sekolah di Jawa Timur.
Program tersebut telah menghasilkan sebanyak 7 angkatan. Jawa Timur dinilai berhasil menjalankan program. Sebanyak 105 dari 206 siswa Papua yang bersekolah di Jatim berhasil diterima di perguruan tinggi se-Indonesia.
"Kami bersyukur sekali bahwa tahun lalu, dari 206 siswa Papua, sebanyak 105 diterima di perguruan tinggi se-Indonesia. Ini artinya mereka ini anak-anak yang luar biasa, penuh prestasi," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Jumat 11 Juli 2025.
Khofifah menjelaskan, Jatim selalu terbuka dalam memberikan penguatan pendidikan terhadap masa depan masyarakat Papua. Menurutnya agar dapat mencapai kesuksesan, anak-anak Papua harus mampu belajar dengan baik dan disiplin.
"Jika mereka juga mendapatkan tempat tumbuh kembang dan pembibingan yang baik, saya rasa prestasi mereka akan terus baik. Terus bisa memberikan penguatan pada masa depan masyarakat yang ada di Papua," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai menjelaskan pada program ADEM tersebut terdapat 500 anak Papua yang disebar di seluruh Indonesia. Mereka akan menempuh pendidikan SMA selama 3 tahun hingga lulus.
"Untuk sementara memang tingkat SMA, mulai dari kelas 1 sampai mereka 3 tahun sampai mereka lulus. Pendidikan mereka selama 3 tahun dan berapa angkatan banyak menghasilkan lulusan yang masuk di perguruan tinggi negeri maupun swasta, bahkan sekolah kedinasan," ujarnya.
Daerah-daerah yang dipilih menjadi jujugan para siswa mulai dari Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Tuban, Jember, Bojonegoro, dan daerah lainnya. Beberapa siswa akan mendapatkan fasilitas berupa asrama, namun ada pula yang tinggal bersama masyarakat sekitar.
"Mereka disekolahkan di sekolah yang sudah siap menerima. Bagaimana dengan tempat bermalamnya, sekolahnya, jadi itu yang dijadikan acuan kenapa mereka siap menerima anak-anak ADEM," tuturnya.
Sebelum menempuh pendidikan, anak-anak Papua tersebut telah dididik agar dapat menyesuaikan diri dengan adat, kebiasaan, hingga makanan yang ada di Jawa Timur.
"Mereka dididik, mendapatkan wawasan kebangsaan dari Rindam Brawijaya, supaya mereka bisa menyesuaikan kondisi wilayah yang ada di Jawa Timur. Jadi pada saat mereka terjun ke sekolah masing-masing nggak kaget," pungkasnya.(*)