KETIK, MALANG – Kedatangan Zakir Naik ke Kota Malang menjadi perhatian besar bagi masyarakat. Meskipun terjadi penolakan, namun Indonesia Tour 2025 di Kota Malang tetap terlaksana, Kamis 10 Juli 2025 di Stadion Gajayana.
Kota Malang menjadi tujuan kedua pelaksanaan tour tersebut. Diawali dengan Surakarta pada 8 Juli 2025, Kota Malang 10 Juli 2025, Bandung 12-13 Juli 2025, dan Jakarta pada 18-20 Juli 2025.
Panitia telah menyiapkan hampir 10.000 kursi untuk memfasilitasi warga yang ingin datang ke kajian Zakir Naik di Kota Malang. Kegiatan tersebut tak hanya terbuka bagi umat muslim saja, namun umat agama lainnya pun diperkenankan hadir secara gratis.
Masyarakat Tumpah Ruah di Stadion Gajayana
Antusiasme masyarakat Kota Malang terhadap ceramah Zakir Naik sangat tinggi. Terlihat sebelum open gate pukul 16.00 WIB, pengunjung sudah tumpah ruah di Stadion Gajayana.
Salah satunya Kenis (32), Warga Malang yang datang bersama suaminya. Ia mengaku telah menggemari penceramah asal Indis tersebut sejak 2020.
"Sebelumnya gak pernah datang dan ikut ceramahnya langsung, nonton via youtube saja. Ingin ngerasain ikut ceramahnya Zakir Naik secara langsung," ujarnya, Kamis 10 Juni 2025.
Menurutnya ceramah yang disampaikan Zakir Naik selalu memberikan wawasan baru baginya. Hal tersebut membuatnya tak hanya mendapatkan ilmu agama, namun pengetahuan umum juga.
"Kalau dengerin ceramah Zakir Naik, wawasan jadi lebih terbuka. Beliau bukan cuma bicara tentang agama tapi pengetahuan umum yang luas," ucapnya kepada Ketik.
Sudah lama Kenis dan suami menunggu kesempatan mendengarkan ceramah langsung Zakir Naik. Terlebih ia belum sempat hadir ketika Zakir Naik ke Indonesia beberapa tahun lalu.
"Kebetulan di sini ketemu waktu yang pas karena sebelumnya pernah ngikutin tapi waktunya tidak pas," ucapnya.
Kisah Nana, Seorang Mualaf yang Mencari Nilai Islam dari Kajian Zakir Naik
Salah satu pengunjung yakni Nana menceritakan kegemarannya mendengarkan kajian dari Zakir Naik. Nana merupakan seorang mualaf yang masih belajar tentang Islam.
Salah satu sumber pencariannya itu ia dapatkan dari kajian Zakir Naik. Menurutnya, hampir 80 persen ceramah Zakir Naik yang pernah ia tonton sejalan dengan logikanya.
"Kalau bagi saya itu semuanya sejalan dengan logika manusia. Bisa dibilang sih baru mu'alaf, bukan benar-benar orang Islam murni. Awalnya saya hanya menjalankan perintah dari keluarga, tapi saya masih belum terlalu, belum meyakini 100 persen," ujarnya.
Hal lain yang membuatnya tertarik, penceramah asal India itu memiliki keahlian menghafal kitab-kitab yang ada dari penjuru dunia. Hal tersebut selaras dengan keingintahuannya terhadap kitab-kitab yang diyakini oleh setiap umat beragama.
"Saya juga penasaran kitab Zabur, Wedha, dan lainnya itu dulu turunan dari kitab apa. Saya masih penasaran asalnya dari mana dan menurut saya, Zakir Naik benar-benar bisa survei kitab-kitab di dunia," tuturnya.
Nana turut menyayangkan adanya penolakan dari sebagian warga terhadap kedatangan Zakir Naik. Menurutnya, bagi orang yang mampu melihat kebenaran, akan menjadikan orang tersebut lebih bijak dalam bersikap.
"Sudut pandang orang ini kan berbeda-beda sesuai ilmunya, tapi bagi orang yang benar-benar bisa melihat kebenaran dan mana yang sebenarnya benar dan yang salah itu pasti dia mengikuti dan enggak bakalan menyalahkan," tambahnya.(*)