Jangan Hakimi Skuad Garuda Muda Usai Gagal Juara Piala AFF

30 Juli 2025 20:06 30 Jul 2025 20:06

Thumbnail Jangan Hakimi Skuad Garuda Muda Usai Gagal Juara Piala AFF
Oleh: Agus Riyanto*)

Timnas Indonesia akhirnya harus merelakan Vietnam menjadi raja sepak bola Asean untuk kelompok yunior. Vietnam sukses mencetak hattrick Juara Piala AFF U-23, tahun 2021, 2023, dan 2025 setelah mengalahkan tuan rumah Indonesia 1-0 di Stadion Gelora  Bung Karno Selasa 29 Juli.

Banyak pencinta sepak bola di tanah air kecewa dengan hasil tersebut. Tak terkecuali atas kinerja Gerald Vanenburg. Perseteruan Indonesia dan Vietnam terutama di cabang olah raga sepak bola sangat begitu terasa. Tak hanya diatas lapangan tapi juga di dunia maya, para pendukungnya juga melakukan psywar. Nah, ini menjadi salah satu penyebab tensi perseteruan kian panas.

Secara umum baik jajaran pelatih dan anak-anak Garuda sudah berjuang maksimal. Mereka bertarung selama 90 menit dengan semangat pantang mundur. Semua intruksi pelatih sudah dijalankan dengan baik. Namun sayang sekali Piala AFF U-23 belum berjodoh kali kedua kepada Indonesia. Walaupun perjalanan mulai dari fase grup hingga babak final cukup bagus tanpa kebobolan. Baru Vietnam yang bisa menghukum gawang Ardiansyah di partai pamungkas.

Hiruk pikuk atas evaluasi dan kinerja para pemain muda juga tak kalah menarik. Bahkan Erick Tohir, orang nomor satu PSSI ikut pasang badan atas kritik keras yang menjurus ke arah bully kepada pemain Indonesia U-23. Termasuk sang juru taktik Gerald Vanenburg tak  rela jika anak asuhnya dibully karena dianggap kurang tampil bagus.

Meskipun gagal menjadi juara Piala AFF, Pasukan Garuda jangan dihakimi

Mereka adalah aset Bangsa Indonesia. Selain menjadi calon penerus pemain senior untuk kedepannya, Pasukan Garuda Muda tidaklah terlalu jelek jika mau ngomong soal hasil. Dengan hanya persiapan 3 Minggu tanpa uji coba, lolos hingga partai final adalah salah satu capaian terbaik. Pendeknya, menghakimi para pemain usai gagal juara adalah sebuah tindakan yang bisa dibilang kurang fair.

Karena, progres dari hasil terpaan pelatih asal Belanda tersebut cukup terlihat. Mulai dari cara bermain dengan satu dua sentuhan, organisasi permainan juga sudah jelas dan berkarakter. Artinya pola permainan sudah tertata. Tak hanya itu, mental juara juga sudah terbentuk.

2.Pasukan Garuda Muda wajib dipertahankan untuk kualifikasi Piala Asia 

Meskipun tak bisa menambah tropi untuk kali kedua, Kadek Arel dan koleganya cukup lumayan penampilannya. Paling gres dan moncer adalah untuk kali pertama Indonesia unggul penguasaan bola diatas 70% atas Thailand. Sekaligus memulangkan Tim Gajah Perang. Capaian ini bukanlah kaleng-kaleng. Karena, Thailand adalah momok menakutkan bagi Indonesia diseluruh kelompok umur.

Untuk kelompok U-23 head to head Indonesia versus Thailand selama 12 kali pertemuan, Thailand unggul telak. Sehingga, unggul penguasaan bola saat bertemu Thailand adalah hal luar biasa. Sekarang tidak ada lagi istilah parkir bus saat bertemu Thailand.

Tidaklah berlebihan jika capaian di Piala AFF sudah sangat baik meski tak juara. Tak kalah menarik adalah striker muda Raven keluar sebagai top skor dengan 7 gol dan menjadi penyerang paling subur diturnamen dua tahunan tersebut.

3.Ada even SEA Games 2025

Tetap semangat dan jangan patah arang. Mungkin ini yang perlu dialamatkan untuk anak-anak Garuda Muda. Masih ada dua even yang tak kalah menarik di tahun 2025. Selain kualifikasi Piala Asia juga ada ajang bergengsi lainnya, yakni SEA Games. Dimana Indonesia adalah juara bertahan alias pemegang medali emas.

Medali emas sepak bola SEA Games menjadi paling diburu oleh negara-negara Asean. Thailand, Vietnam, Malaysia dan tentu saja Indonesia adalah empat negara yang paling berpeluang meraih medali emas. Seementara itu, sepak bola SEA Games, Thailand adalah rajanya. Oleh karena itu, Indonesia harus mempu mematahkan kedigdayaan Thailand, sekaligus mempertahankan medali emas (*)

*) Agus Riyanto merupakan jurnalis senior Ketik dan pemerhati sepak bola yang berbasis di Trenggalek

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

opini Agus Riyanto pengamat sepak bola Garuda Muda piala aff Indonesia kalah dari Vietnam di Piala AFF 2025