KETIK, KEDIRI – Kesepakatan ishlah tercapai antara Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dengan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, dan mustasyar serta masyayikh sepuh, pada moment tabayun dalam suasana hangat di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/12/2025).
Berkat bimbingan Masyayikh Mustasyar Kiai Sepuh point ishlah antara lain menghasilkan kesepatakan; untuk segera menggelar Muktamar Bersama yang legitimate.
Poin kedua, untuk waktu, tempat dan tekhnis pelaksanaan Muktamar akan diputuskan bersama oleh Ketua Umum dan Rois Aam melalui kepanitian gabungan yang akan dibentuk bersama.
Momen kebersamaan Gus Yahya dan KH Miftachul Akhyar di Lirboyo menjadi sorotan tersendiri. Keduanya tampak duduk berdampingan dalam satu majelis, menandai pertemuan perdana setelah sebelumnya muncul surat pemecatan Ketum PBNU dari Rois Aam yang sempat memicu perbincangan luas dan perbedaan sikap di tubuh jam’iyah NU.
Kehadiran Gus Yahya di Lirboyo sekaligus menegaskan komitmen PBNU untuk memenuhi undangan silaturahim para kiai sepuh dan mustasyar. Forum ini sejak awal dipandang sebagai ruang peneduh untuk meredakan ketegangan, mengembalikan persoalan ke khittah musyawarah, serta mencari solusi yang menjaga marwah organisasi.
Secara administratif, PBNU menerima undangan resmi bernomor 064/A/AZM/P2L/XII/2025 yang ditandatangani Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH M. Anwar Manshur. Undangan itu ditujukan kepada Ketua Umum PBNU beserta jajaran Pengurus Tanfidziyah sebagai bentuk panggilan resmi para sesepuh NU.
“Kami telah menerima surat undangan dari Romo Kiai Anwar Manshur. Insyaallah saya hadir untuk memenuhi panggilan para kiai sepuh dan mustasyar. Ini merupakan bentuk ta’dzim kepada para sesepuh, sekaligus komitmen membuka ruang dialog dan mencari solusi terbaik bagi jam’iyah,” ujar Gus Yahya, Kamis (25/12/2025).
Pertemuan di Lirboyo dipimpin langsung oleh Mustasyar PBNU KH Ma’ruf Amin. Mantan Wakil Presiden RI itu duduk memimpin forum, didampingi Rois Aam PBNU dan para masyayikh sepuh, menjadi simbol kuat ikhtiar peneduhan dan penyatuan pandangan di tengah dinamika yang mengemuka.
Secara kilas balik, forum ini merupakan tindak lanjut dari rangkaian pertemuan para kiai sepuh dan mustasyar sebelumnya. Mulai dari pertemuan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso pada 30 November, Pondok Pesantren Tebuireng pada 6 Desember, hingga Musyawarah Kubro di Pondok Pesantren Lirboyo pada 21 Desember 2025. Rangkaian itu mencerminkan keseriusan para sesepuh dalam menjaga keutuhan NU.
Pertemuan yang dimulai pukul 10.00 WIB dengan agenda “Silaturahim Bersama Mustasyar, Syuriah, dan Sesepuh Nahdlatul Ulama” ini diharapkan menjadi momentum islah.
“Sejak awal kami selalu membuka pintu dialog. Semoga pertemuan ini membawa berkah dan maslahat bagi NU,” pungkas Gus Yahya. Kesepakatan muktamar bersama pun menjadi sinyal kuat upaya rekonsiliasi demi soliditas NU ke depan.(*)
