KETIK, MALANG – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah di depan mata. Bayangan buat staycation bareng keluarga atau sahabat di vila yang estetik dengan pemandangan pegunungan pasti sudah memenuhi kepala.
Tapi, sebelum kamu buru-buru transfer uang muka (DP), ada satu hal yang wajib kamu waspadai: Mafia Vila Palsu.
Pas musim liburan begini, penipu biasanya makin kreatif. Mereka tahu banyak orang lagi butuh penginapan tapi seringkali kehabisan kuota, sehingga cenderung kurang teliti demi mendapatkan tempat.
Alih-alih dapat healing, yang ada malah "darah tinggi" karena uang hilang tapi vila ternyata fiktif.
Supaya liburanmu nggak berakhir jadi drama air mata, yuk kenali ciri-ciri penipuan vila saat libur Nataru yang sering banget memakan korban!
1. Harga "Murah Meriah" yang Nggak Masuk Akal
Hukum alam libur Nataru adalah: semua harga naik. Jadi, kalau kamu menemukan vila mewah dengan fasilitas kolam renang pribadi, view keren, dan bisa muat 20 orang tapi harganya setara kos-kosan harian, kamu patut curiga.
Penipu sengaja memasang harga miring untuk menjaring orang-orang yang cari deal terbaik.
Ingat, kalau penawarannya terasa too good to be true, kemungkinan besar itu memang bohong.
2. Foto Vila Hasil "Nyolong" dari Google atau Airbnb
Salah satu ciri paling mencolok adalah foto-foto yang dipajang terlihat terlalu sempurna tapi resolusinya pecah atau terlihat seperti diambil dari internet.
Tips Cerdas: Coba lakukan Reverse Image Search di Google. Kalau foto vila yang katanya ada di Puncak atau Batu itu ternyata aslinya ada di Bali atau bahkan luar negeri, langsung block nomornya!
3. Desakan untuk Segera Transfer DP Full
Penipu biasanya menggunakan teknik psikologis bernama scarcity atau kelangkaan. Mereka akan bilang, "Ini sisa satu slot kak, sudah ada yang mau booking juga, siapa cepat dia dapat ya."
Mereka akan memaksa kamu transfer DP dalam jumlah besar atau bahkan melunasi pembayaran saat itu juga tanpa memberikan waktu buat kamu berpikir.
Pelaku usaha vila yang resmi biasanya punya prosedur yang lebih profesional dan transparan.
4. Akun Media Sosial yang Terlihat "Bodong"
Banyak penipuan vila beredar di Instagram atau Facebook. Ciri-cirinya:
- Kolom komentar dimatikan (supaya korban sebelumnya nggak bisa komplain).
- Jumlah follower ribuan tapi yang like cuma sedikit (beli follower).
- Nama akun sering berganti-ganti (cek di fitur About This Account di Instagram).
- Tidak ada testimoni video asli dari tamu sebelumnya.
5. Alamat Vila yang Tidak Jelas atau "Ghoib"
Saat ditanya lokasi persis atau diminta share loc, mereka biasanya berbelit-belit. Atau kalaupun dikasih alamat, saat kamu cek di Google Maps, titiknya berada di tengah hutan, di pemukiman padat yang nggak mungkin ada vila, atau bahkan di lahan kosong.
Cara Biar Aman dari Penipuan Vila
Agar liburan tetap asyik, lakukan langkah preventif ini:
Booking Lewat OTA (Online Travel Agent) Resmi: Gunakan aplikasi seperti Traveloka, Tiket.com, atau Agoda. Meski mungkin sedikit lebih mahal, sistem mereka menjamin uangmu aman dan ada layanan konsumen jika terjadi masalah.
Cek Review Google Maps: Cari nama vilanya di Google Maps dan baca ulasan jujur dari orang-orang yang pernah ke sana.
Video Call Penjaga/Owner: Kalau booking lewat jalur pribadi (WhatsApp), minta video call dan minta diperlihatkan kondisi vila secara live. Penipu biasanya akan menolak dengan seribu alasan.
Cek Nomor Rekening: Sebelum transfer, cek nomor rekening atau nomor HP penjual di situs seperti pedulipublik.id atau aplikasi GetContact untuk melihat apakah nomor tersebut sudah pernah dilaporkan sebagai penipu.
Liburan itu momen untuk bahagia, bukan untuk jadi korban kejahatan. Tetap teliti, jangan mudah tergiur harga murah, dan selalu utamakan logika di atas keinginan liburan murah.(*)
