KETIK, PASURUAN – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi momen puncak kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Bromo. Antrean jip, kepadatan pengunjung di titik-titik pandang matahari terbit, hingga lalu lintas menuju Tosari dan Cemoro Lawang menjadi pemandangan lazim setiap akhir tahun.
Namun, di balik ramainya perburuan sunrise Bromo, kawasan Pegunungan Tengger menyimpan alternatif wisata lain yang tak kalah menarik dan lebih tenang. Salah satunya adalah Taman Edelweiss Wonokitri, destinasi wisata edukatif di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, yang menawarkan pengalaman menikmati bunga abadi edelweiss langsung di alam pegunungan.
Pohon edelweiss yang ada di Taman Edelweiss, Wonokitri, Pasuruan. (Foto: Dendy Ganda/Ketik.com)
Taman Edelweiss Wonokitri menawarkan wisata edukatif berbasis konservasi bunga edelweiss yang dikenal sebagai bunga abadi. Berada di jalur menuju Bromo, taman ini kerap menjadi tempat singgah wisatawan sebelum atau sesudah berkunjung ke kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Pengunjung yang datang ke Taman Edelweiss Wonokitri dikenai tiket masuk sebesar Rp15 ribu per orang. Selain dapat melihat hamparan edelweiss secara langsung, tiket tersebut juga sudah termasuk minuman berupa kopi atau teh di kafe yang berada di dalam area taman.
“Pada hari biasa, pengunjung rata-rata sekitar 50 orang. Namun saat akhir pekan atau hari libur bisa mencapai 300 orang,” kata Indah, petugas galeri Taman Edelweiss Wonokitri.
Konservasi Bunga Abadi Tanalayu
Edelweiss yang dibudidayakan di taman ini merupakan edelweiss jawa (Anaphalis javanica), bunga yang dalam bahasa Tengger dikenal sebagai tanalayu, yang berarti bunga yang tidak bisa layu. Edelweiss jenis ini menjadi tanaman utama di taman seluas sekitar 1.162 meter persegi tersebut.
Bagi masyarakat Tengger, edelweiss memiliki makna penting dalam berbagai upacara adat, termasuk ritual Entas-Entas. Bunga ini digunakan untuk menghias petra, boneka simbolik dalam ritual tersebut, sebagai lambang keabadian.
Suvenir edelweiss yang dijual di galeri Taman Edelweiss, Wonokitri, Pasuruan. (Foto: Dendy Ganda/Ketik.com)
Namun, sejak edelweiss ditetapkan sebagai tanaman dilindungi, masyarakat Tengger tidak lagi leluasa mengambilnya dari alam. Kondisi tersebut mendorong upaya budi daya edelweiss secara mandiri oleh warga.
Pada 2018, Kelompok Tani Hulun Hyang, dengan pendampingan TNBTS, mulai mengembangkan budi daya edelweiss di Desa Wonokitri. Sebanyak 830 batang edelweiss ditanam di area taman, sementara sekitar 7.500 bibit dibagikan kepada warga setempat.
“Pembibitan saat ini berada di lokasi terpisah, tetapi masih di kawasan Wonokitri,” ujar Indah.
Selain Anaphalis javanica, taman ini juga membudidayakan Anaphalis viscida dan Anaphalis longifolia.
Edukasi dan Pemberdayaan Warga
Selain sebagai tempat konservasi, Taman Edelweiss Wonokitri juga berfungsi sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan ekonomi warga. Pengelola menyediakan paket edukasi serta program adopsi edelweiss bagi wisatawan.
Galeri cendera mata di area taman menjual berbagai suvenir, mulai dari gantungan kunci, kaus, hingga edelweiss kering. Harga suvenir edelweiss berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp70 ribu, dan penjualannya telah mengantongi izin resmi.
Ngatini (65), warga Desa Wonokitri, mengaku keberadaan taman ini sangat membantu masyarakat, khususnya dalam memenuhi kebutuhan edelweiss untuk keperluan adat.
“Sekarang tidak perlu lagi mencari edelweiss di alam. Kami juga diberi bibit,” katanya.
Daya Tarik Wisata di Jalur Bromo
Di dalam kompleks Taman Edelweiss Wonokitri terdapat kafe yang menyediakan beragam makanan dan minuman, mulai dari penganan ringan hingga makanan berat. Dengan harga yang relatif terjangkau, pengunjung dapat menikmati hidangan sambil melihat hamparan edelweiss dengan latar Pegunungan Tengger.
Sejumlah spot foto juga tersedia di area taman, termasuk anjungan dengan latar pegunungan. Hal ini menjadikan Taman Edelweiss Wonokitri sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga edukasi dan pengalaman budaya.
Salah seorang pengunjung, Nara, warga Malang, menilai Taman Edelweiss Wonokitri sebagai destinasi wisata yang lengkap.
“Bisa melihat edelweiss, menikmati makanan, sekaligus mendapat pengetahuan. Udaranya juga sejuk,” ujarnya.
Dengan konsep wisata edukatif dan lokasi strategis di kawasan Bromo Tengger, Taman Edelweiss Wonokitri menjadi alternatif wisata yang dapat dikunjungi sepanjang tahun, termasuk saat tingginya kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo. (*)
