Guru di Blitar Menyapa Era Baru Lewat TOT Pembelajaran Mendalam

29 Oktober 2025 22:30 29 Okt 2025 22:30

Thumbnail Guru di Blitar Menyapa Era Baru Lewat TOT Pembelajaran Mendalam
Penutupan Training of Trainers (TOT) Pembelajaran Mendalam tahap pertama guru di Blitar, Rabu 29 Oktober 2025. (Foto: Favan/Ketik.com)

KETIK, BLITAR – Dari ruang kelas sederhana di UPT SDN Tinggal 2, suara tawa dan tepuk tangan riuh mengiringi penutupan Training of Trainers (TOT) Pembelajaran Mendalam tahap pertama, Rabu 29 Oktober 2025.

Bukan sekadar acara seremonial, momentum ini seolah menandai babak baru dalam dunia pendidikan Kabupaten Blitar: masa di mana guru tidak hanya menjadi pengajar, tapi juga penumbuh kesadaran berpikir.

Selama tiga bulan terakhir, sejak Agustus hingga Oktober, puluhan guru dari SD dan SMP penerima BOSKIN reguler larut dalam proses belajar intensif tentang konsep deep learning pembelajaran mendalam yang menekankan proses berpikir kritis, reflektif, dan kolaboratif.

“TOT ini bukan sekadar pelatihan teknis,” ujar Arianto, fasilitator dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, kepada Ketik.com.

“Kami ingin mengubah cara pandang para guru tentang makna belajar. Pembelajaran mendalam itu bukan sekadar teori, tapi cara baru untuk memanusiakan pendidikan,” sambungnya.

Menurut Arianto, pendanaan kegiatan berasal dari BOSKIN reguler. Meski pelaksanaannya baru menjangkau sebagian sekolah, semangat para peserta menunjukkan bahwa perubahan paradigma ini telah menemukan resonansinya.

“Kita tidak lagi bicara soal target nilai, tapi bagaimana menumbuhkan keingintahuan dan daya pikir anak-anak. Mereka harus menjadi pembelajar sejati, bukan sekadar penghafal,” tambahnya.

Salah satu peserta, Ratnaifi Kurnia, guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Binangun, mengaku pengalaman TOT ini membuka jendela baru dalam profesinya.

“Kami diajak memahami esensi pembelajaran mendalam yang menghidupkan rasa ingin tahu siswa,” tuturnya.

“Dari inquiry kolaboratif, refleksi diri, hingga merancang RPP yang berjiwa pembelajaran bermakna. Rasanya seperti menemukan kembali semangat awal saat pertama kali menjadi guru.” jelas Ratnaifi.

Suasana hangat pelatihan menular hingga ke lingkungan sekolah tuan rumah. Para guru SDN Tinggal 2 yang menyaksikan proses TOT mengaku ikut tersentuh. Dalam sesi talkshow dan showcase, karya-karya inovatif para peserta mulai dari video praktik pembelajaran hingga mini proyek tematik mendapat apresiasi tinggi.

“Melihat cara mereka mengajar, kami jadi sadar bahwa belajar bisa dibuat sangat menyenangkan tanpa kehilangan kedalaman makna,” kata Siti Nurhayati, salah satu guru SDN Tinggal 2.

“Anak-anak bisa tertawa sambil memahami nilai kehidupan. Itulah pembelajaran sesungguhnya," sambungnya.

Kini, usai tahap pertama berakhir, para peserta TOT diproyeksikan menjadi trainer dan agen perubahan di sekolah masing-masing. Dinas Pendidikan berharap, mereka akan menularkan semangat baru ke rekan sejawat—mendorong terciptanya kultur belajar yang joyful, mindful, dan meaningful.

“Kita sedang menanam benih perubahan,” ujar Arianto. “Guru-guru ini akan jadi ujung tombak lahirnya generasi yang berpikir kritis, berkarakter, dan adaptif terhadap tantangan abad ke-21," jelasnya.

TOT Pembelajaran Mendalam ini bukan hanya soal peningkatan kompetensi guru, tapi juga refleksi tentang esensi pendidikan itu sendiri: membimbing manusia agar mampu belajar sepanjang hayat.(*)

Tombol Google News

Tags:

guru Blitar Pelatihan TOT