KETIK, GRESIK – Upaya warga untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih adil memasuki babak baru ketika ratusan masyarakat yang tergabung dalam Gembala Geni (Gerakan Membawa Lamaran Langsung Gresik Wani) mendatangi kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik, Rabu, 19 November 2025.
Kedatangan warga dipicu ketidakpuasan terhadap mekanisme rekrutmen yang dianggap tidak transparan.
Aksi ini juga diklaim menjadi cara baru melamar pekerjaan. Bukan lagi individu yang masuk ke kawasan industri, tetapi perusahaan yang diminta keluar menemui rakyat untuk memberi penjelasan langsung.
Sebelum menuju JIIPE, massa sempat berhenti dan berorasi di depan kawasan Maspion. Namun aksi tidak berlangsung lama karena perusahaan tersebut dianggap cukup responsif. Setelah itu massa bergerak menuju gerbang JIIPE sebagai titik utama tuntutan.
Perwakilan JIIPE, Yudi, menegaskan bahwa pihaknya tidak menerima lamaran langsung karena seluruh proses harus melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Gresik. Ia juga menyebutkan bahwa tiga pelamar yang sempat dipanggil sebelumnya justru tidak hadir saat dijadwalkan.
Pernyataan ini dibantah perwakilan Gembala Geni. Menurut mereka, delapan lamaran yang sudah dititipkan ke Disnaker tidak ada satupun yang diterima bekerja. Meski ada satu pelamar yang sempat dipanggil untuk tes, hasil akhirnya tetap tidak lolos. Perbedaan data ini yang membuat warga meminta penjelasan resmi.
Situasi memanas ketika pihak JIIPE tetap tidak bersedia menerima lamaran secara langsung.
Karena proses dinilai jalan di tempat, Ketua Genpatra, Ali Candi, akhirnya memerintahkan para pelamar menunggu hingga pihak Disnaker datang ke lokasi aksi.
“Masak JIIPE yang mempekerjakan puluhan ribu orang tidak memprioritaskan warga Gresik? Titip 50 lamaran saja kok tidak bisa,” ujarnya di hadapan peserta aksi.
Ali Candi Ketua Genpatra saat ditemui Kepala Disnaker Gresik Zainul Arifin di depan JIIPE, Rabu, 19 November 2025. (Foto : Sutejo,Rc/Ketik.com)
Tidak lama kemudian, Kepala Disnaker Gresik Zainul Arifin datang dan bersedia menerima seluruh berkas lamaran yang dibawa warga. Namun, Ali Candi menegaskan proses ini tidak boleh berhenti di hari ini saja. Setiap bulan pihaknya akan kembali datang menanyakan perkembangan kepada Disnaker maupun JIIPE.
Negosiasi lebih lanjut kemudian diserahkan kepada Ketua Gembala Geni, M. Afandi. Ia menegaskan bahwa tugas utamanya adalah meminta klarifikasi berkala mengenai komitmen JIIPE terkait 4.000 lowongan kerja bagi masyarakat terdampak pembangunan kawasan industri tersebut. Ia juga akan memonitor realisasi penempatan tenaga kerja lokal setiap bulan.
Afandi menjelaskan, bila masyarakat diam dan tidak menuntut haknya, maka tidak akan ada peningkatan kesejahteraan. Apalagi JIIPE merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Asia, yang seharusnya memberikan manfaat sosial dan ekonomi nyata kepada warga sekitar sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Gembala Geni ini merupakan pola baru melamar pekerjaan di Gresik. Selama ini banyak warga mencari pekerjaan melalui perorangan atau lembaga penyalur tenaga kerja yang acap kali memungut biaya. Praktik tersebut dinilai memberatkan dan bahkan membuat sebagian pencari kerja kadang tertipu.
Gembala Geni menegaskan bahwa gerakan ini murni dari rakyat untuk rakyat. Mereka ingin memastikan bahwa perusahaan sebesar JIIPE benar-benar menjalankan komitmen rekrutmen yang berpihak pada warga lokal dan terdampak langsung aktivitas industri.
Sebagai informasi, JIIPE adalah kawasan industri terpadu pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pelabuhan laut dalam, kawasan industri seluas 1.761 hektare, dan kawasan hunian GEM City seluas 800 hektare.
Proyek strategis nasional ini dikembangkan oleh PT Pelindo (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk, dengan visi menjadi pusat industri dan logistik modern untuk Asia Pasifik.(*)
