KETIK, SURABAYA – Ajang seni FINNA Art of The Year 2025 mencapai puncaknya di Orasis Art Space, Surabaya. Pameran yang digelar mulai 27 September hingga 16 November 2025 ini menjadi penutup dari rangkaian kompetisi seni hasil kolaborasi antara PT Sekar Laut Tbk (FINNA) dan Orasis Art Space.
Sejumlah 35 karya finalis dipamerkan kepada publik, dipilih dari hampir 600 karya seni dan desain yang dikirimkan oleh peserta dari berbagai kota di Indonesia. Para seniman muda ini berkompetisi dalam dua kategori utama, yaitu Art Prize dan Design Illustration Competition, untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp155 juta.
Kolaborasi ini berawal dari ide sederhana yang kemudian berkembang menjadi program besar.
Danny Hartanto, Direktur Artistik Orasis Art Space, mengungkapkan bahwa kerja sama ini telah disiapkan sejak awal 2024.
“Awalnya kami hanya diminta merekomendasikan seniman yang bisa di-commission untuk membuat PR package. Kami beri beberapa nama, tapi mereka sempat bingung mau memilih yang mana. Lalu kami berpikir, kenapa tidak sekalian saja dibuat program? Dari situ kami bantu dari awal, sampai akhirnya pamerannya berlangsung di sini,” tutur Danny.
Ia menjelaskan bahwa proses persiapan program ini memakan waktu hampir dua tahun.
“Kami sudah mulai berdiskusi sejak awal tahun lalu, sekitar April 2024. Akhir tahun lalu sudah muncul rencana, termasuk calon juri dan konsep acaranya. Awal tahun ini kami mulai jalan dengan jurinya, membuka open call, hingga mengelola media sosial FINNA juga. Jadi semua kami bantu dari awal sampai akhir. Karena mereka kan korporasi, punya gaya kerja yang berbeda dengan kami yang biasa menggarap pameran dan berhadapan langsung dengan audiens seni,” ujarnya.
Menurut Danny, sejak awal kerja sama ini bukan hanya tentang tempat, tapi melibatkan peran Orasis sebagai penasihat kreatif.
“Betul, jadi sebenarnya kami berperan sebagai advisory partner bagi FINNA, memberikan arahan dan konsultasi agar konsep acaranya bisa matang,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa ide awalnya hanya berupa commission work untuk seniman, namun kemudian berkembang menjadi kompetisi terbuka agar lebih banyak talenta muda bisa terlibat.
“Awalnya memang hanya proyek commission. Lalu kami arahkan menjadi kompetisi yang ditutup dengan pameran. Jadi semifinalisnya ditampilkan di sini. Semua peserta pun diuntungkan karena karyanya bisa dipamerkan, siapa tahu bertemu kolektor atau penikmat seni,” ujar Danny.
Dalam pelaksanaannya, program ini terbagi menjadi dua kompetisi utama, yaitu art prize dan design competition.
“Art prize ditampilkan di galeri utama, sementara design competition berada di area kafe belakang. Masing-masing punya juri, aturan, dan hadiah berbeda,” terangnya.
Lebih jauh, Danny menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-50 PT Sekar Laut Tbk pada 2026.
“Mereka mengadakan program ini untuk menyambut ulang tahun emas tahun depan. Menuju perayaan itu, FINNA membuat berbagai kegiatan, salah satunya program seni ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, kegiatan ini juga merupakan bentuk CSR dalam mendukung seni dan budaya.
Karya Finalis Art Prize FINNA Art of The Year yang dipamerkan di Gallery Orasis Art Space, Surabaya. (Foto: Adinda Trisaeni Nur Sabrina)
Soal konsep pameran, Danny menyebut ada keunikan tersendiri yang membuat FINNA Art of The Year berbeda dari kompetisi lainnya. Keunikannya ada pada tema dan medium yang digunakan. Kategori art prize ini memperbolehkan karya expanded painting dan new media.
“Expanded painting itu karya yang masih berbasis teknik lukis, tapi tidak terbatas di kanvas. Sementara new media menggunakan teknologi, layar, atau proyeksi. Dua hal ini jarang sekali muncul dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir,” jelasnya.
Menurutnya, pameran ini bukan sekadar ajang lomba, tetapi juga ruang untuk refleksi dan kritik terhadap perkembangan medium seni.
“Pameran ini sengaja menggunakan medium sebagai wacana diskursus. Supaya muncul kesadaran terhadap medium, kenapa penting, kenapa perlu digunakan, dan bagaimana cara memaknainya,” katanya.
Selain itu, Danny menekankan bahwa penghargaan yang diberikan kepada para pemenang bersifat murni, tanpa pengambilalihan karya oleh penyelenggara.
“Karya pemenang tetap menjadi milik senimannya. Jadi hadiah ini benar-benar murni sebagai bentuk penghargaan, bukan untuk memperoleh karya bagus dengan harga murah,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, untuk kategori desain, para peserta tidak dikenakan biaya pendaftaran, dan karya mereka hanya digunakan sementara.
“Untuk yang desain, lombanya gratis. Karyanya dipakai hanya satu tahun untuk kemasan spesial FINNA di acara-acara tertentu seperti PRJ. Tujuannya agar desainer dan ilustrator muda punya kesempatan tampil dan dikenal,” tutur Danny.
Melalui program ini, Danny berharap muncul lebih banyak nama-nama baru dari berbagai daerah.
“Harapannya bisa melahirkan seniman-seniman baru dari Surabaya, Bandung, dan kota lain. Supaya publik bisa mengenal siapa pemenang dan finalisnya, sekaligus membangun legitimasi mereka sebagai seniman,” ucapnya.
Ia pun berharap keberhasilan ajang ini dapat menjadi agenda tahunan.
“Semoga bisa jadi agenda tahunan FINNA. Walau belum dipastikan, kami berharap bisa terus berlanjut. Karena acara seperti ini memberi manfaat besar, baik bagi seniman maupun brand yang mendukungnya,” tutup Danny.
Pameran FINNA Art of The Year 2025 dapat dikunjungi di Orasis Art Space, Bukit Golf B2-25, Surabaya, setiap hari pukul 11.00–18.00 WIB (hari Senin libur). Tiket dapat dipesan melalui website www.orasis.art, yang mencakup akses penuh ke seluruh area pameran, workshop interaktif Eksplorasa, serta program inklusif seperti tur dengan pemandu bahasa isyarat dan tur anak-anak setiap akhir pekan. (*)
